Ini Hambatan UMKM Tembus Pasar Internasional

Saat ini, masih banyak UMKM yang baru bisa memasarkan produknya hanya di pasar lokal.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 16 Sep 2017, 16:31 WIB
Iriana Joko Widodo dan Mufidah Jusuf Kalla membuka pameran UKM yang diselenggarakan BI (Foto: WIcak/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia masih menemui banyak hambatan. Dua hambatan yang sering ditemukan terkait modal dan pemasaran. Padahal UMKM sudah terbukti mampu menggerakkan ekonomi Indonesia.

Saat ini, masih banyak UMKM yang baru bisa memasarkan produknya hanya di pasar lokal. Padahal mutu dan kualitas produk mereka tidak bisa dipandang sebelah mata.

"Produk buatan tangan yang unik dengan ciri khas daerah asal merupakan keunggulan dari produk UMKM. Produk ini sangat diminati di pasar domestik dan internasional," ujar Direktur Utama Karya Juara Nefti Adnan dalam keterangan resminya pada Sabtu (16/9/2017).

Pemerintah dan swasta terus berupaya mengangkat dan mempromosikan produk-produk UMKM. Beberapa cara yang sudah dilakukan adalah memberikan pendampingan, pelatihan dan fasilitas untuk memasarkan dan mempromosikan produk ini di pasar domestik dan internasional.

Nefti mengatakan, pihaknya meluncurkan mal virtual, Karya Juara, yang khusus didedikasikan untuk produk UMKM. Tujuannya agar produk UMKM bisa lebih dikenal.

"Produk yang kami usung antara lain, produk ekonomi kreatif di bidang kuliner, fashion, kerajinan, mainan aman, dekorasi rumah dan lain-lain," jelasnya.

Ia berharap UMKM di Indonesia bisa memperluas jangkauannya di pasar domestik dan internasional. Hal ini, lanjutnya, sangat penting agar produk UMKM bisa semakin dikenal luas.

Sebanyak 117,68 juta orang menjadi tenaga kerja di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa. Sebanyak 96,8 persen di antaranya bekerja di sektor UMKM yang menyumbang 60,34 persen untuk Produk Domestik Bruto (PDB).

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya