Umpan Manja hingga Tendangan LDR, Ini Gaya Bahasa Kocak Valentino

Dari umpan manja sampai tendangan LDR, ini gaya bahasa kocak Valentino 'Jebreeet' Simanjuntak yang mendapat perhatian dari peneliti

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 15 Sep 2017, 15:00 WIB
Presenter olahraga yang terkenal dengan kata "Jebreet", Valentino Simanjuntak saat menjadi bintang tamu dalam acara Dear Haters di Liputan6.com di Gedung SCTV Tower, Jakarta, Rabu (15/3). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Liputan6.com, Jakarta Di tengah gegap gempita perhelatan piala AFF U-18 di Myanmar, bahasa komentator Valentino Simanjuntak menjadi hiburan tersendiri bagi penonton sepak bola tanah air. Gaya komentarnya yang selalu atraktif kerap memunculkan istilah-istilah baru yang terdengar lucu. Sebut saja seperti “tendangan LDR”, “umpan manja”, “umpan PHP”, hingga istilah “obrak obrik rumah tangga pertahanan lawan” muncul mengundang banyak komentar.

Ganjar Harimansah, peneliti bahasa dan sastra di Badan Pengembangan Bahasa Indonesia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (15/9/2017) mengatakan, sudah banyak penelitian yang membahas gaya bahasa komentator sepak bola di televisi, tapi baru kali ini ada gaya bahasa yang memakai ungkapan-ungkapan perbandingan yang sangat kocak.

“Menurut saya itu sah-sah saja, itu kreativitas bahasa komentator. Metafora yang digunakan si komentator akan lebih baik jika membandingkan suatu benda dengan benda lain tersebut tidak terlalu jauh sifatnya, atau hampir miriplah dengan apa yang dibandingkannya,” ungkap Ganjar.

Menurut Ganjar, ungkapan “umpan membelah lautan” Valentino Jebreeet akan dimengerti oleh pendengarnya jika yang dikatakan Valentino itu mengumpamakan lapangan hijau, seperti lautan yang bisa dibelah oleh Nabi Musa.

“Ungkapan itu mungkin merujuk trough pass atau umpan yang bisa menerobos setidaknya dua pemain belakang lawan menuju area terbuka tepat di depan penjaga gawang,” kata Ganjar.

Ganjar menambahkan, meski bahasa bersifat dinamis, tapi tidak membuat ungkapan-ungkapan kocak Valentino bisa masuk dalam laman kamus istilah bahasa Indonesia, meskipun istilah tersebut makin familiar dan digunakan banyak orang. “Itu hanya gaya bahasa saja, gaya hiperbol komentator saja,” ungkap ganjar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya