Tb Hasanuddin Minta Jokowi Boikot Produk Israel

Wacana pemboikotan produk Israel merupakan bentuk protes atas pendudukannya di tanah Palestina.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 26 Jul 2017, 07:22 WIB
Bentrok antara pasukan keamanan Israel dan warga Palestina pada Jumat 21 Juli dipicu pemasangan metal detector di komplek situs suci yang didalamnya termasuk Masjid Al Aqsa (AP Photo/Mahmoud Illean)

Liputan6.com, Serang - Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Tubagus Hasanuddin mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia di Palestina. Hal tersebut dinilai untuk mengurangi potensi konflik yang berkepanjangan antara Palestina dan Israel.

"Indonesia juga harus mendorong diresmikannya Kedutaan Besar Indonesia di Palestina. Jadi, bila Kedubes RI ada di Palestina, maka semakin nyata pengakuan Indonesia atas kedaulatan Palestina," kata dia saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Selasa 25 Juli 2017.

Meski Indonesia telah membuka konsulat kehormatan RI di Palestina, Hasanuddin mengaku, hal tersebut masih kurang. Sebab, posisi kantor pusat Kedubes Indonesia berada di Amman, Yordania. Sehingga tidak berpengaruh besar terhadap kepentingan politik negeri Palestina.

"Dalam bidang diplomat, di PBB, Indonesia juga harus menekan Dewan Keamanan PBB dan bekerja sama dengan negara yang mendukung kemerdekaan Palestina, seperti, Prancis, Polandia, Rusia, dan Inggris," imbuh dia.

Selain itu, ia meminta pemerintah Indonesia harus berani memboikot produk Israel sebagai bentuk protes atas perilaku negeri itu kepada penduduk Palestina.

"Indonesia harus melakukan upaya yang lebih keras lagi dalam bidang ekonomi dan diplomat. Dalam bidang ekonomi harus berani memboikot produk-produk Israel dan pendukung Israel yang masuk ke Indonesia," jelas Hasanuddin.

Sebelumnya, pemerintah Israel diketahui memasang metal detector dan pintu putar di depan Masjid Al Aqsa, Yerusalem. Tindakan itu dilakukan usai insiden berdarah pada Jumat, 14 Juli 2017.

Awalnya, Israel menuduh pemuda Palestina membunuh tiga polisi yang sedang berjaga di dekat masjid. Karena tuduhan tersebut, pengetatan keamanan dilakukan di kawasan Masjid Al Aqsa.

Kebijakan itu, memicu demonstrasi besar. Unjuk rasa rakyat Muslim Palestina berujung kericuhan dengan polisi Israel, yang menyebabkan 50 demonstran terluka. Empat di antara korban luka merupakan petugas medis.

Lima belas korban lain terluka karena terkena tembakan peluru karet polisi Israel. Salah satu korban luka teridentifikasi sebagai mantan Mufti Yerusalem, Sheikh Ikirima Sabri.

 

Saksikan video di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya