Siaga Serangan Ransomware, BNI Amankan Data dan Saldo Nasabah

Fenomena serangan siber ransomware tengah menggegerkan beberapa waktu ini, dan Indonesia tidak luput dari ancaman tersebut.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Mei 2017, 10:30 WIB
Ransomware (blog.securitymetrics.com)

Liputan6.com, Jakarta Fenomena serangan siber tengah menggegerkan beberapa waktu ini, dan Indonesia tidak luput dari ancaman tersebut. Serangan virus siber yang disebut ransomware wannacry akan menyerang komputer dan laptop beberapa hari ini.

Program jahat WannaCry Ransomware telah melumpuhkan sistem komputer beberapa rumah sakit di Indonesia, sehingga datanya tidak bisa diakses. Sistem komputer perbankan pun disebut-sebut menjadi incaran malware ini.

Isu serangan besar-besaran WannaCry Ransomware pada hari ini (15/5/2017) sudah diantisipasi pihak perbankan untuk mengamankan data maupun saldo nasabah. Salah satunya PT Bank Negara Indonesia TBK (BNI).

"Kami telah menyiapkan dan melakukan langkah-langkah terkait isu ransomware ini. Intinya terdiri dari 4 langkah besar," kata Direktur Utama Bank BNI, Achmad Baiquni saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, pagi ini.

Baiquni menyebut, pertama, melakukan edukasi atau awareness bersifat mitigatif, yakni langkah-langkah yang harus dilakukan dan yang harus dihindari ke seluruh staf atau unit internal.

"Tentu edukasi ini memanfaatkan sarana digital yang ada, seperti portal intranet (BNI Forum), teks berjalan pada terminal-terminal komputer dan menyebarkannya melalui grup WhatsApp maupun email internal," dia menjelaskan.

Langkah kedua, Baiquni menambahkan, melakukan tindakan teknis di pusat data informasi teknologi (IT) yang bersifat preventif atau pencegahan, seperti:

- dilakukan apply patch sistem operasi windows khususnya pada server-2 yang mendukung transaksi
- scanning port-2 (pintu akses) untuk menemukan port SMB (Server Message Block/pengaturan koneksi terminal dengan server) yang masih terbuka, untuk kemudian segera di-apply patch.
- update signature IPS (instrution prevention system/perangkat security jaringan) server untuk mengidentifikasi serta mengisolasi kemungkinan penyebaran malware tersebut apabila masuk
- memastikan antivirus dan patch pada PC/notebook yang digunakan untuk remote access server (RAS) dan terminal untuk transaksi benar-benar sudah diupdate.

Ketiga, sambung Baiquni, Bank BNI berkoordinasi dengan pihak utama terkait, di antaranya regulator atau Bank Indonesia, khususnya untuk  penanganan atau antisipasi terhadap sistem pembayaran RTGS, kliring, dan lainnya misal penerapan patches pada server-2 nya.

Selain itu dengan pihak Microsoft Indonesia untuk mendapatkan patches atau update terbaru terkait security pada windows operating system," terangnya.

"Langkah terakhir mempersiapkan support IT jauh lebih dini dibandingkan hari-hari biasa untuk mengantisipasi operasional cabang-cabang pada hari ini," tutup Baiquni.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya