Harga Minyak Dunia Naik 4 Persen dalam Sepekan

Pasca serangan udara yang dilakukan kapal-kapal AS ke Suriah, harga minyak mentah naik.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 08 Apr 2017, 06:24 WIB
Harga minyak mentah acuan AS turun 7,7 persen menjadi US$ 52,53 per barel dipicu sentimen krisis penyelesaian utang Yunani.

Liputan6.com, Jakarta Pasca serangan udara yang dilakukan kapal-kapal AS ke Suriah, harga minyak mentah naik. Harga minyak mentah menutup pekan dengan kenaikan 4 persen.

Kenaikan ini juga membuat harga minyak menetap di level tertinggi dalam 1 bulan pasca serangan rudal yang dilancarkan AS pada pangkalan udara Suriah. Hal itu menimbulkan perhatian bahwa konflik bisa menyebar ke wilayah minyak.

Aksi yang dilancarkan AS dan perang saudara yang terjadi di Suriah telah menambah berat ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah. Ini memengaruhi minyak dunia, bersamaan dan permintaan AS yang meningkat.

Melansir reuters, Sabtu (8/4/2017), Konsultan migas dan Frost and Sullivan mengatakan, banyak hal yang memengaruhi pergerakan harga minyak kemarin. Di antaranya adalah apa yang terjadi di Suriah dan pertemuan antara Donald Trump dan Xi Jinping.

Larry juga mengatakan bahwa Venezuela diyakini mungkin memproduksi minyak di bawah level yang dilaporkan.

"Venezuela bisa jadi seperti Irak, di mana saat mereka mengatakan sudah memompa 1,5 juta barel per hari padahal nihil," tuturnya.

Harga minyak acuan Amerika Serikat West Texas Intermediate untuk kontrak ke depan naik 54 sen untuk menetap di level US$ 52,24 sen.

Sementara harga minyak mentah acuan dunia, Brent naik 35 sen ke level US$ 55,24. Brent menyentuh sesi tertinggi US$ 56,08, paling tinggi sejak 7 Maret lalu. Untuk seminggu, Brent naik 4,4 persen.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya