Dekapan Terakhir Ibu pada Bayi Korban Kecelakaan di Suramadu

Ibu dan bayi korban kecelakaan di Suramadu itu sama-sama mengembuskan napas terakhir setelah tiba di rumah sakit.

oleh Musthofa Aldo diperbarui 21 Mar 2017, 08:03 WIB
Ibu dan bayi korban kecelakaan di Suramadu itu sama-sama mengembuskan napas terakhir setelah tiba di rumah sakit. (Liputan6.com/Musthofa Aldo)

Liputan6.com, Bangkalan - Lalu lintas kendaraan menuju Jembatan Suramadu sebenarnya lengang pada pukul 05.00 WIB, Senin dini hari, 20 Maret 2017. Tapi, kecelakaan justru tak terhindarkan. Sebuah minibus Xenia menyeruduk truk bermuatan garam.

Tiga dari lima penumpang Xenia tewas. Mereka masing-masing bernama Nanang Sulih Hardi (52) yang menjadi sopir, Ainul Izzati (21), dan Zea Adi Siswanto.

Nanang tewas di lokasi, sedangkan Izzati dan Zea meninggal setelah tiba di RSUD dr Soetomo Surabaya. Dua korban lain selamat dan telah dibawa pulang keluarganya.

Informasi awal yang beredar di kalangan jurnalis, Zea Adi Siswanto berusia 48 tahun. Namun menurut data Satlantas Polres Bangkalan, korban Zea ternyata masih balita, usianya 48 hari. Ia anak dari Ainul Izzati.

Setelah kecelakaan terjadi, Izzati yang terlihat tak sadarkan diri memeluk putranya yang juga tampak terlelap. Mereka sempat dilarikan ke UGD RSUD dr Soetomo, tapi nyawa ibu dan anak itu tak tertolong.

"Mereka mengalami gegar otak," kata Kasatlantas Polres Bangkalan AKP Inggit.

Sejumlah informasi menyebut Xenia nahas itu berisi rombongan guru asal Kabupaten Pamekasan yang hendak mengikuti pelatihan. Mereka berangkat menyewa Xenia asal Kabupaten Sumenep dan dikemudikan Nanang.

Polisi belum dapat memastikan daerah asal para korban. Namun sesuai data di KTP Izzati beralamat Dusun Sumberayu, Banyuwangi. Statusnya masih mahasiswi.

Wakapolres Bangkalan Komisaris Imam Pauji mengatakan, kecelakaan berawal saat truk bermuatan garam mengalami kerusakan baut roda. Sopir truk lalu menepi di sisi kanan jalan, padahal semestinya di bagian kiri jalan.

"Mungkin sudah nggak sempat menepi ke kiri," kata dia.

Untuk keadaan darurat, kata Pauji, menepi di kanan jalan bisa dimaklumi. Namun,  sopir harus segera memberi rambu-rambu peringatan seperti tanda segitiga atau menyalakan lampu riting -hazard- agar pengendara lain awas dan waspada. Hal itu diduga tidak dilakukan sopir truk saat mengalami masalah.

"Tapi masih kami selidiki, apakah benar itu penyebabnya atau ada sebab lain," ujar dia.

Kecelakaan itu sempat menyebabkan kemacetan lalu lintas di akses Suramadu. Kapolres Bangkalan AKBP Anisullah M Ridha yang hendak menghadiri rapat di Mapolda Jatim sempat turun jalan untuk ikut membantu mengatur lalu lintas sekaligus melihat lokasi kecelakaan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya