Lapas Kerobokan Bali Belum Bebas dari Narkoba dan Ponsel

Polisi menyita 77 ponsel dari tangan para penghuni lapas dalam sidak yang melibatkan aparat TNI, polisi, dan BNN.

oleh Dewi Divianta diperbarui 02 Nov 2016, 11:01 WIB
Polisi menyita 77 ponsel dari tangan para penghuni lapas dalam sidak yang melibatkan aparat TNI, polisi dan BNN. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Kuta - Tim gabungan dari TNI, Polri, dan BNN pada Selasa malam, 1 November 2016 melakukan sidak ke dalam Lapas Kelas II A Kerobokan, Badung. Dari penyisiran blok-blok di lapas terbesar di Bali itu ditemukan banyak temuan, mulai dari senjata tajam, puluhan alat elektronik dan narkotika.

Kadiv Pass Kanwil KumHAM Nyoman Putra Wirya Atmaja menjelaskan dari penyisiran yang dilakukan, ditemukan puluhan ponsel, TV, air cooler, palu, silet, serta kompor gas kecil dan narkotika.

"Kita sita 77 HP. Ini selalu ada masalah yang sama. Karena berbagai macam cara mereka lakukan menyelundupkannya. Ada juga kompor, alat elektronik dan narkotika," kata Nyoman di Lapas Kerobokan, Badung, Bali, Rabu (2/11/2016).

Tak hanya itu, Wirya menjelaskan dalam penyisiran itu juga ditemukan alat-alat elektronik besar seperti, laptop, tv dan speaker aktif. "Kita akan selidiki bagaimana cara masuknya semua barang-barang ini. Karena semuanya melewati jalur satu pintu," tutur dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemberantasan BNN Bali, AKBP Ketut Artha, menjelaskan, dari hasil penyisiran di sel wanita, khususnya blok Goa Gajah tidak ditemukan narkotika. Namun, dua orang penghuni lapas positif menggunakan amfetamin dan morfin saat dites urine.

"Untuk di Blok Taman Ayun, GWK dan Tirta Gangga, ada empat orang yang dites urine. Tiga positif sabu-sabu, satu orang positif morfin. Barang bukti tidak kita dapatkan," ucap Ketut.

Petugas berhasil mendapatkan barang bukti saat menggeledah Blok Wisma Ubud. "Di kamar nomor 5, kita temukan tiga paket klip kecil diduga sabu. Lima orang dilakukan tes urine dan hasilnya positif. Lima orang tersebut atas nama KDK SNM, AZS, SBR, IB, D dan HK," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya