Aruna Indonesia Ekspansif Usai Ikut Progam Indigo

Aruna Indonesia, binaan Indigo Creative Nation (ICN) 2015 Batch 1, kini mampu mengembangkan pasar lebih luas dan profesional.

oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diperbarui 10 Okt 2016, 15:47 WIB
Ilustrasi Startup. Kredit: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Aruna Indonesia, binaan Indigo Creative Nation (ICN) 2015 Batch 1, kini mampu mengembangkan pasar lebih luas dan profesional setelah ikut program inkubator tersebut.

Farid Naufal Aslam, CEO Aruna Indonesia, semula sekadar membuat startup saja--pasarlaut.com, marketplace hasil laut secara Business-to-Business/B2B--tanpa memikirkan target dan model bisnis berkelanjutan.

Namun situasi berubah setelah mereka mengikuti program ICN dan mentoring bersama praktisi berpengalaman, juga turut serta di dalam kegiatan penting. Terbaru, ia diikutsertakan sebagai pengisi acara dalam pembukaan Digital Lounge (Dilo) di Aceh 4 Oktober lalu, yang kemudian ditindaklanjuti mengunjungi sentra nelayan Aceh di Pulau Weh dan Lampulo.

"Setelah ikut ICN, di mana banyak mentor berpengalaman di sana, kami makin mampu mengembangkan layanan. Saat ini sedang persiapan rilis versi terbaru dari pasarlaut.com. Selain itu, tentu kami bisa terus memperluas jejaring seperti saat ikut pembukaan Dilo Aceh kemarin," ujar Farid, di Bandung, akhir pekan lalu.

Menurut Farid, selain menerima suntikan modal senilai Rp 120 juta, program ini juga membuat dirinya mampu membuat ETTI, yakni sistem pelelangan ikan secara digital.

Tim Aruna Indonesia sebagai juara utama Hackathon Merdeka v1.0 berpose bersama para pemenang lainnya dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, tahun lalu. Kredit Foto: Aruna Indonesia

Secara garis besar, produk Aruna saat ini sudah tersedia tiga macam, yaitu Integrated Fishery Management (sistem aplikasi terintegrasi pengelolaan bisnis perikanan), Fishery Online Trading (data sektor perikanan real time dan andal), dan Fishery Data Intelligent (inovasi sistem perdagangan ikan dan hasil laut secara daring)

"Dari ketiganya, kami sudah punya klien ETTI dengan KUD Nelayan Mina Laksana Mukti pada 22 Agustus 2016 lalu dengan disaksikan Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata. Di bawah Mina, ada 40 koperasi nelayan, dengan tujuh di antaranya sudah terapkan sistem pelelangan digital kami," tutur Farid melanjutkan.

COO Aruna Indonesia Indraka Fadhlillah bersama salah satu nelayan binaan yang sudah menggunakan aplikasinya. Kredit Foto: Aruna Indonesia

Selain itu, kerja sama serupa dilakukan dengan sejumlah koperasi nelayan di Subang dan Jabar bagian selatan. Di luar Jawa, kerja sama dilakukan dengan koperasi nelayan di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur.

Akan tetapi, nilai transaksinya belum diketahui karena implementasi belum lama dilakukan. Selain Pangandaran, mereka juga sudah pernah bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan tengah dalam proses negoisasi.

ICN, lanjut Farid, juga membuat membuat salah satu komisarisnya kini berasal dari mantan mentornya, yakni Arief Widhiyasa, CEO Agate Studio. Arief dikenal sebagai praktisi berpengalaman di bidang industri digital.

Aruna Indonesia juga tahun lalu dilibatkan ICN dalam sejumlah program pengembangan sentra nelayan berbasis digital dari Divisi Business Solution Telkom, seperti ke Pangandaran dan Subang.

Ery Punta Hendraswara, Managing Director ICN, menegaskan bahwa sedari awal pihaknya bukan sekedar mencari startup untuk sekadar dikompetisikan seperti banyak terjadi belakangan ini, melainkan lebih dari itu, ada proses binaan dan akselerasi secara signifikan.

"Kami ingin para startup menjadi lebih profesional. Bukan sekadar bikin, bukan sekadar ikut-ikutan, tapi model dan target bisnisnya memang terukur dan menghasilkan dalam jangka lama," kata Ery.

Ia menilai, pihaknya juga melibatkan sejumlah mentor berpengalaman sehingga pengembangan produk startup terjadi secara efektif dan efisien karena diberikan langsung transfer pengetahuan secara konkret.

(Msu/Why)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya