Komnas PA: Pembunuh Siswi Benhil Kabur Bahayakan Anak-Anak

Anwar alias Rijal (26) tahanan Rutan Salemba, Jakarta Pusat melarikan diri dengan menyamar sebagai wanita.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 12 Jul 2016, 19:09 WIB
Polda Metro Jaya melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan bocah 12 tahun, Adinda Anggia Putri dengan tersangka pembunuhan Anwar di Rusun Benhil, Jakarta, Minggu (29/11/2015). Rekonstruksi dilakukan sebanyak 36 reka adegan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Anwar alias Rijal (26) tahanan Rutan Salemba, Jakarta Pusat, kabur dari penjara dengan menyamar sebagai wanita. Terpidana seumur hidup kasus pemerkosaan dan pembunuhan anak di bawah umur itu melarikan diri setelah dibantu istrinya, Ade Irma.

Menyikapi hal itu, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait berharap agar Anwar menyerahkan diri ke pihak berwajib. Sebab, aksi nekatnya itu hanya akan menyulitkan keluarganya, khususnya sang anak.

"Komnas PA mengimbau kepada Anwar untuk segera menyerahkan diri. Itu (kabur) merugikan diri sendiri dan keluarga," kata Arist kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (12/7/2016).

Arist menilai, kini istri dan dua anaknya ikut mendapat beban baru. Sebab, istri Anwar juga terancam dipidana karena ikut membantu sang suami kabur dari penjara.

"Dia keluar dari rutan itu juga mengeksploitasi anaknya. Karena dia melarikan diri sambil menggendong anak. Pelarian dirinya itu bukan memberikan yang terbaik bagi keluarganya, tapi justru menyusahkan, karena istrinya juga ikut disangkakan membantu pelarian itu," ujar Arist.

Dia pun meminta pihak kepolisian bersama lapas untuk terus bekerja sama menangkap Anwar. Sebab Anwar merupakan tahanan yang mengancam keselamatan anak-anak, mengingat apa yang dilakukannya dulu.

"Cukup berbahaya kalau tidak ditangkap. Pihak lapas dan kepolisian bisa bekerja sama untuk menangkap lagi," tukas dia.

Komnas PA menyatakan prihatin dengan kejadian kaburnya tahanan di Rutan Salemba tersebut. "Saya kira ini peristiwa yang cukup mengecewakan, khususnya bagi keluarga korban. Sebenarnya ini tidak akan terjadi kalau pengamanan begitu ketat," pungkas Arist.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya