Pramono Anung dan Filosofi Gowes Sepeda

Pramono Anung menuturkan ada filosofi yang tersimpan dari bersepeda.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 10 Jun 2016, 11:21 WIB
Sekteraris Kabinet Pramono Anung saat melakukan wawancara khusus dengan Liputan6.com, Jakarta, Kamis (9/6). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah aktivitasnya mendampingi kegiatan Kepresidenan, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung masih menyempatkan diri untuk berolahraga demi menjaga kebugaran tubuhnya. Salah satu olahraga yang ia gemari adalah bersepeda.

"Kalau Minggu, jika tidak menemani Presiden, saya masih bisa gowes minimum 70 kilometer. Kurang lebih dari rumah putar SCBD 5 kali, lalu ke Pantai Indah Kapuk, terus pulang. Bolak-balik gowes," kata Pramono, dalam wawancara dengan Liputan6.com dan SCTV, di kantornya, Kamis (9/6/2016).

"Juga pernah ke Bogor, kurang lebih 124 kilometer. Itu biasa sama teman dekat yang hobi sepeda," tambah dia.

Berbicara tentang hobinya itu, Pramono menuturkan ada filosofi yang tersimpan dari bersepeda.

"Ketika jalan naik ada ujungnya, jalan turun juga ada ujungnya. Ketika naik dinikmati, turun juga dinikmati, hidup ada life cycle-nya. Orang enggak selalu di atas, pasti bisa di bawah juga," ujar mantan Sekjen PDI Perjuangan itu.

Berangkat dari filosofi itu, pria kelahiran Kediri, Jawa Timur ini menjelaskan, dirinya mendapat jabatan Sekretaris Kabinet tanpa lobi-lobi kepada siapapun. Hal yang sama juga diterapkan selama meniti karir politik di PDIP.

"Saya tidak pernah minta jabatan. Kalau diberikan, saya akan bekerja sebaiknya. Saat jadi Wasekjen dan Sekjen, saya enggak lobi Bu Mega. Berada di tempat ini, saya juga enggak lobi Pak Jokowi," tegas Pramono.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya