Top 3 Otomotif: Bayar Denda Tilang Pakai Uang Koin

Seorang pria yang membayar denda tilang menggunakan uang koin masuk dalam tiga artikel yang paling disorot pembaca setia Liputan6.com.

oleh Gesit Prayogi diperbarui 04 Jun 2016, 08:26 WIB
Penggiat Youtube bernama Brett Sanders ditilang karena kedapatan melaju dengan kecepatan 63 km/jam di zona 50 km/jam.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria yang membayar denda tilang menggunakan uang koin masuk dalam tiga artikel yang paling disorot pembaca setia Liputan6.com.

Di samping itu penyebab motor Rossi berasap dan Suzuki hentikan operasi tiga pabriknya tak luput dari perhatian. Berikut top 3 artikel otomotif:

1. Kesal Ditilang, Pria Ini Bayar Pakai Dua Ember Koin

Tilang menjadi suatu hal yang sangat dihindari oleh seluruh pengendara. Tidak hanya harus membayar uang denda, pelanggar lalu lintas juga perlu menyisihkan waktu untuk mengurus tilang yang prosesnya tidak sebentar.

Seorang penggiat Youtube bernama Brett Sanders yang kesal karena ditilang kemudian terdorong untuk melakukan aksi balas dendam. Ia membayar tilang dengan dua koin senilai US$ 220 atau sekira Rp2,98 jutaan.

Selengkapnya, klik di sini.

2. Ternyata Bukan Soal Seize yang Buat Motor Rossi Ngebul di Mugello

Fans Yamaha dan Valentino Rossi harus merasakan kekecewaan saat balap MotoGP di Mugello dua pekan lalu. YZR-M1 tunggangan Rossi mengalami kendala mesin dan mengeluarkan asap pekat hingga memaksanya minggir dari balapan.

Foto dok. Liputan6.com


Tidak hanya Rossi, kendala teknis serupa juga sempat terjadi pada motor besutan Jorge Lorenzo. Hasil penyelidikan para insinyur Yamaha di Iwata menemukan fakta bila YZR-M1 tidak mengalami gejala seize atau beberapa bagian mesin kehilangan pelumas dan komponennya mulai terkikis hingga berhenti bekerja.

Selengkapnya, klik di sini.

3. Suzuki Hentikan Produksi di Tiga Pabrik

Suzuki Motor Corp menghentikan sementara produksi di tiga pabriknya sekaligus yang ada di Jepang.

Foto dok. Liputan6.com


Dilaporkan Automotive News, Kamis (2/6/2016), keputusan ini dilakukan karena terjadi ledakan di salah satu pabrik yang dijalankan oleh perusahaan pemasok. Kejadian ini otomatis mengganggu rantai pasokan.

Selengkapnya, klik di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya