Gemuruh Buruh di Akhir Pekan

Hari Buruh Internasional atau lebih dikenal dengan May Day akan diperingati dengan aksi besar-besaran di sejumlah daerah, termasuk Jakarta

oleh Yandhi DeslatamaNafiysul QodarPutu Merta Surya Putra diperbarui 01 Mei 2016, 00:47 WIB
Ribuan buruh berjalan menuju bundaran Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (30/10/2015). Buruh menuntut agar Presiden Joko Widodo mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Buruh Internasional atau lebih dikenal dengan May Day akan diperingati dengan aksi besar-besaran di sejumlah daerah, termasuk Jakarta pada hari ini, Minggu 1 Mei 2016.

Di Jakarta, puluhan ribu buruh siap bergerak merayakan May Day. Mereka akan menggelar longmarch dan berorasi di sejumlah titik untuk menyampaikan aspirasi. Ada sejumlah isu yang akan diangkat buruh saat menyampaikan aspirasinya nanti.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan isu besar yang akan diangkat pada perayaan May Day adalah penolakan megaproyek reklamasi pantai dan penggusuran yang marak terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Sebab, hal itu sangat berdampak pada nasib para pekerja.

"Tuntutan ini sangat penting bagi kami. Reklamasi ini telah menghilangkan mata pencarian masyarakat setempat, terutama para nelayan dan buruh pelabuhan," ucap Said di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 29 April 2016.

Ribuan buruh berjalan menuju bundaran Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (30/10/2015). Aksi tersebut menimbulkan kemacetan lalu lintas kendaraan di sekitar kawasan Istana Negara. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Selain itu, buruh juga menolak penggusuran yang dinilai tidak manusiawi. Menurut Said, penolakan terhadap penggusuran secara paksa merupakan isu bersama.

"Isu kaum miskin kota, petani, nelayan, dan buruh sudah saatnya menjadi isu bersama. Tidak sedikit kaum buruh menjadi korban penggusuran tanpa dialog," kata dia.

Momentum May Day juga dimanfaatkan kaum buruh untuk menolak Rancangan Undang-Undang Tax Amnesti. Mereka menilai penerapan UU Tax Amnesti justru mencederai para buruh dan kaum kecil. Sebab, para buruh selama ini taat membayar pajak.

Namun beberapa hari menjelang May Day, Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiyarto mengundang perwakilan buruh untuk menyamakan persepsi pada 1 Mei nanti.

Para buruh berencana longmarch dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) menuju Gelora Bung Karno (GBK) untuk merayakan May Day. Mantan Kapolda Jawa Barat itu sempat tak sependapat dengan buruh. Ia menjelaskan bahwa May Day bertepatan dengan acara mingguan Car Free Day atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor.

"Mereka mau longmarch, jalan kaki dari HI sampai Gelora Bung Karno. Saya sampaikan ini bersamaan dengan Car Free Day," ujar Moechgiyarto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu 27 April 2016.

Kendati demikian, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri memastikan peringatan May Day atau Hari Buruh Sedunia dapat berjalan lancar dan aman. Dengan demikian, buruh dapat memperingati hari besarnya tersebut.

"Persiapan May Day so far so good. Agar May Day menjadi tempat ekspresi kalangan buruh, makanya kita punya tagline May Day is holiday," kata Hanif usai melantik Ikatan Alumni (IKA) PMII Wilayah Banten, di Pendopo Gubernur Banten, Kota Serang, Jumat 29 April 2016.

Kader muda NU ini pun berusaha May Day dapat berjalan dengan tertib dan santai. Sehingga buruh dapat memperingati hari besarnya dengan santai.

"Kita terus komunikasi dan koordinasi dengan serikat pekerja dan instansi pemerintah daerah dan kalangan dunia usaha," ujar Hanif.

Lokasi Aksi May Day

Massa rencananya akan menggelar aksi di sejumlah titik, seperti di depan Istana Merdeka, bundaran Patung Kuda, Kantor Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Gedung DPR-MPR, dan Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Berbagai tulisan aspirasi para buruh saat perayaan hari buruh sedunia (May Day), SGBK, Jakarta, Jumat (1/5/2015). Mereka menuntut melawan kebijakan upah murah dan kenaikan upah setiap lima tahun sekali. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Tanggal 1 Mei ini juga bertepatan dengan hari Minggu, di mana banyak warga rutin berolah raga di sepanjang Jalan Sudirman-MH Thamrin dalam rangka Hari Bebas Kendaraan atau Car Free Fay (CFD). Namun polisi memastikan, kegiatan rutin warga DKI itu tak akan terganggu perayaan May Day.

"Masyarakat tetap seperti biasa, tak usah khawatir, karena ini memperingati Hari Buruh Sedunia, berjalan seperti biasa, dan mereka berjanji akan tertib. Itu yang kita pegang," ujar Wakapolda Metro Jaya Brigjen Nandang Jumantara usai gelar pasukan di kantornya, Jakarta, Jumat, 29 April 2016.

May Day, buruh berbagai daerah berkumpul di Jakarta

Massa buruh juga berjanji tidak akan melintasi rute Jalan Sudirman-MH Thamrin selama CFD berlangsung, yakni dari jam 06.00-11.00 WIB. "Jadi tak usah khawatir, Car Free Day tetap berjalan, penyampaian aspirasi (buruh) juga tetap berjalan. Sehingga dua-duanya sama-sama melaksanakan kegiatan?," tutur dia.

Kendati begitu, pihaknya tetap menyiapkan sejumlah langkah antisipasi agar perayaan May Day berjalan lancar tanpa mengganggu aktivitas warga. Polisi akan mengawal massa buruh dari sejumlah daerah menuju titik-titik yang telah ditentukan menjadi lokasi aksi.

"Mereka berkumpul kemungkinan jam 08.00 WIB terus dikawal oleh anggota di wilayah sampai ke titik terakhir di mana mereka akan berkumpul dan menyampaikan aspirasi," terang Nandang.

Sebanyak 16.843 aparat gabungan akan diterjunkan untuk mendukung lancarnya perayaan Hari Buruh Sedunia ini. Jumlah tersebut terdiri dari 13.387 personel Polri, 1.000 personel TNI, dan 2.456 personel dari Pemda DKI.

Rute Longmarch May Day

Perayaan May Day yang bertepatan dengan Car Free Day itu membuat aparat kepolisian memang harus memutar otak agar aksi buruh tak mengganggu rutinitas warga Jakarta.

Polisi pun memberlakukan rekayasa lalu lintas khusus untuk massa buruh yang datang ke Jakarta untuk berdemonstrasi.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Risyapudin Nursin mengatakan, massa buruh sama sekali tak diizinkan melintasi Jalan Sudirman-MH Thamrin. Sebab rute tersebut masih digunakan untuk rutinitas CFD bagi warga Jakarta mulai pukul 06.00-11.00 WIB.

"Kami sudah berkoordinasi dengan masing-masing korlap aksi buruh bahwa peserta May Day yang datang dari arah Timur yaitu Cikampek dan Jagorawi, keluar di Tegal Parang melalui Kuningan," ujar Risyapudin di Mapolda Metro Jaya, Jumat (29/4/2016).

Massa yang mayoritas berasal dari wilayah Jawa Barat itu, kata Risyapudin, selanjutnya akan dikawal polisi menuju ke arah Tugu Tani dan berakhir di parkir IRTI Monas. "Mereka akan berkumpul di sana (IRTI Monas)," tutur dia.

Ratusan buruh tampak berkumpul di sekitar kawasan Patung Kuda, Jakarta, Selasa (1/8/2015). Mereka menuntut pemerintah menghentikan gelombang PHK yang mengancam akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Sementara massa yang datang dari arah Barat, yakni buruh dari Tangerang, Banten akan dipandu melewati rute Tomang - Harmoni - Juanda - Tugu Adipura.

"Mereka bisa memarkirkan kendaraannya di kantung parkir yang telah disediakan, seperti di Masjid Istiqlal, Lapangan Banteng, Irti Monas, dan sekitaran Gambir," ucap Risyapudin.

Sedangkan massa yang akan menggelar aksi di depan Gedung DPR-MPR, diarahkan agar memarkir kendaraannya di Parkir Timur Senayan. Massa kemudian berkumpul di Stadiun Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

"Nanti semua massa akan berkumpul di SUGBK. Karena ada gelaran musik dan sebagainya di sana. Puncak acara May Day ini nanti di SUGBK," ujar Risyapudin.

Aksi buruh akan digelar di depan Istana Negara, Gedung DPR, Balai Kota dan DPRD DKI Jakarta serta perwakilan kantor ILO. Sebagian massa ada yang berkumpul di Stadion Gelora Bung Karno.

Terkait hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, tak mau ambil pusing.

"Besok urusan besok, hari ini urusan hari ini," ujar pria yang akrab disapa Ahok itu di Jakarta, Sabtu, 30 April 2016, mengomentari rencana perayaan May Day.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya