Tunggu Rapat BI, Rupiah Menguat Tipis ke 13.168 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mampu menguat tipis pada perdagangan selasa pekan ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 19 Apr 2016, 12:33 WIB
Pengunjung memperlihatkan uang pecahan US$100 di Jakarta, Jumat (9/10/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (9/10/2015) mengalami penguatan, bahkan bergerak ke level Rp 13.400. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mampu menguat tipis pada perdagangan selasa pekan ini. Pelaku pasar menunggu pengumuman BI Rate pada pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Selasa (19/4/2016) rupiah dibuka di level 13.168 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan pada perdagangan kemarin yang ada di angka 13.170 per dolar AS.

Rupiah sempat menguat ke 13.132 per dolar AS namun juga sempat melemah ke 13.173 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah masih menguat 4,62 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 13.150 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.204 per dolar AS.

Pada perdagangan di awal pekan kemarin rupiah melemah karena terimbas sentimen dari luar. Pelonggaran Kebijakan moneter yang diambil oleh otoritas Singapura membuat mata uang di negara-negara berkembang dan negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara melemah.

"Jika otoritas moneter di Singapura melonggarkan maka ada pandangan bahwa otoritas lain akan ikut. Singapura dipandang sebagai salah satu pemimpin di kawasan Asia," kata Analis Pasar Uang BNP Paribas SA Mirza Baig.

Pada pekan kemarin Monetary Authority of Singapore (MAS) melakukan pelonggaran kebijakan moneter. Bank sentral Singapura menyebutkan akan mengatur laju apresiasi dolar Singapura dengan kebijakan Nominal Effective Exchange Rate (NEER) menjadi mol persen.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan, sentimen dari dalam negeri, adalah rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan berlangsung selama dua hari di pekan ini. Data pertumbuhan impor yang membaik menjadi indikasi tambahan perbaikan pertumbuhan di Kuartal I 2016.  

Dengan adanya data yang positif tersebut mendorong penguatan rupiah. "Hari ini dengan harga minyak mentah yang membaik, rupiah berpeluang mengembalikan sentimen penguatannya yang sempat hilang," jelasnya. (Gdn/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya