Tidak Mau Tertipu, Klub Inggris Pantau Jejaring Sosial Pemain

Klub Liga Inggris sangat berhati-hati menjaga citranya.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 17 Apr 2016, 22:30 WIB
Mantan pemain Sunderland, Adam Johnson saat tiba di Bradford Crown Court, Inggris, (23/2). Johnson mengaku melakukan pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur. (REUTERS / Andrew Yates)

Liputan6.com, London - Klub Liga Inggris sangat berhati-hati menjaga citranya. Itu sebabnya mereka menyewa konsultan independen untuk memata-matai pemain yang akan dibeli musim panas nanti.

Ya, setelah kasus Adam Johnson yang melecehkan anak dibawah umur terungkap ke publik, klub Liga Inggris tidak mau berisiko lagi. Mereka khawatir pembelian pemain yang salah akan membuat citra klub menjadi hancur.

Baca Juga

  • Ingin Jadi Valentino Rossi, Intip Cuplikan Video Gimnya
  • Model Cantik Ini Bantah Putus dengan Boateng
  • Marquez Berharap Sayap Motor di MotoGP Dihapus



Itu sebabnya mereka pun bertindak serius agar tidak menimbulkan masalah usai membeli pemain tersebut. Bahkan tindakan ini sampai menganalisa perilaku sang pemain di jejaring sosial seperti Twitter, FB, dan Instagram.

"Kami mencari sikap tidak stabil yang ditunjukkan pada pemain yang berpotensi membahayakan klub. Seperti pergaulan ekstrem atau keyakinan agama yang berlebihan, ujar salah seorang konsultan, Ben Hamilton seperti dilansir The Sun.

"Sejauh ini kami bekerja dengan sejumlah klub Liga Inggris dan juga Championship.  Beberapa klub punya permintaan sendiri untuk menganalisa pemain yang diincarnya," katanya menambahkan.

FA sendiri memang memberlakukan aturan ketat pada pemain yang beraktivitas berlebihan di jejaring sosial. Mereka mendenda hingga 350 ribu pound bagi pemain yang melontarkan kata-kata rasis atau menghina di akun pribadinya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya