Diskriminasi Wartawan Masih Berlangsung

Para wartawan yang hendak meliput kegiatan Munas Golkar di Pekanbaru, Riau, masih saja mengalami kesulitan. Ini lantaran ketatnya pemeriksaan dan birokrasi serta keputusan panitia pelaksana yang selalu berubah.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Okt 2009, 16:56 WIB
Liputan6.com, Pekanbaru: Hingga Rabu (7/10) petang ini, para wartawan yang hendak meliput kegiatan Musyawarah Nasional Partai Golkar di Pekanbaru, Riau, masih saja mengalami kesulitan. Ini lantaran ketatnya pemeriksaan dan birokrasi serta keputusan panitia pelaksana yang selalu berubah [baca: Puluhan Wartawan Boikot Munas Partai Golkar].

Berdasarkan pantauan reporter SCTV, Sufiani Tanjung, para wartawan yang tidak memiliki tanda pengenal resmi yang disediakan panitia tidak diijinkan masuk. Padahal, tanda pengenal yang disediakan panitia jumlahnya sangat terbatas dan hanya diprioritaskan pada media tertentu. Selain itu, media televisi tertentu saja yang diperbolehkan mengambil gambar.

Sementara itu, hingga petang ini, sidang komisi yang menetapkan verifikasi bakal calon ketua umum Golkar masih berlangsung. Rencananya, calon pengganti ketua umum sebelumnya, Jusuf Kalla akan ditentukan malam ini. Hingga kini, salah satu kandidat ketua umum, Aburizal Bakrie menyatakan telah mengantongi 16 suara DPD Tingkat I serta sejumlah organisasi kemasyarakatan milik Golkar.

Sedangkan calon ketua umum Surya Paloh menyatakan telah mengantongi 4 suara DPD Tingkat I. Selain itu, peta kekuatan calon ketua umum lainnya, seperti Tommy Suharto dan Yuddy Chrisnandi masih belum terlihat. Diperkirakan, peta kekuatan ini masih akan terus berubah seiring proses lobi yang berlangsung. Selengkapnya simak video berita ini.(UPI/YUS)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya