Pelukan Terakhir Ivy ke Mertua Sebelum Pesawatnya Jatuh di Malang

Asmawati mengaku mendapat informasi meninggalnya Ivy Safatillah, pilot pesawat jatuh di Malang, sekitar Pukul 12.00 WIB.

oleh Yanuar H diperbarui 10 Feb 2016, 20:00 WIB
Mertua Ivy, Asmawati Brantisinduwijoyo (Fathi Mahmud/Liputan6.com)

Liputan6.com, Yogyakarta - Mayor Penerbang Ivy Safatillah gugur saat pesawat Super Tucano yang dipilotinya jatuh di permukiman warga di Jalan LA sucipto, Belimbing, Kota Malang, Jawa Timur Rabu pagi tadi.

Mertua Ivy, Asmawati Brantisinduwijoyo menyatakan, menantunya sempat meminta maaf sebelum berangkat ke Malang, tempat dinasnya.

Saat itu menantunya meminta maaf jika ada kesalahan. Namun ia tidak tahu jika permintaan maaf itu seolah menjadi pertemuan terakhir dengan menantunya.

"Dia bilang, minta maaf kalau selama ini ada kesalahan. Saya pun bilang, ya saya doakan selalu biar selamat dalam bertugas," ujar Asmawati di rumah duka Jl Perintis Kemerdekaan, Umbulharjo Yogyakarta, Rabu (10/2/2016).

Asmawati juga teringat jika Ivy berpamitan sebelum ke Malang seolah seperti pamitan terakhir dan seolah tidak akan bertemu lagi. Hal inilah yang membuat dirinya tidak percaya dengan kepergian menantunya itu.

"Dia salaman, memeluk saya, cium pipi kiri dan kanan, setelah itu berpamitan berangkat ke Malang," ujar dia.


Asmawati mengaku mendapat informasi meninggalnya Ivy sekitar Pukul 12.00 WIB. Ia kaget karena kabar jatuhnya pesawat di Malang adalah Ivy.

"Saya nggak percaya, anak saya sudah nggak ada. Dia anak yang baik, hormat pada mertua. Anak saya, istrinya Ivy juga menangis," kata Asmawati.

Ivy meninggalkan istri bernama Diana Putri (34), dan 2 anak laki-laki, Rasya dan Aqsa. Istri Ivy saat ini juga sedang hamil 8 bulan anak ketiga.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya