Jet Tempur Buatan Indonesia-Korea Lebih Canggih dari Sukhoi

Dirgantara Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Korea Aerospace Industries (KAI) dalam pembuatah jet tempur jenis fighter.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Jan 2016, 14:44 WIB
Minister of Defence Acquistion Program Administration (DAPA) Korea, Chang Myoungjin memberi sambutan usai penandatanganan kontrak CSA untuk pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X antara RI dan Korsel di Jakarta, Kamis (7/1). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (Persero) telah menjalin kerja sama dengan Korea Aerospace Industries (KAI) dalam pembuatah jet tempur jenis fighter melalui program KF-X/IF-X.

Program pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X ini merupakan kerjasama strategis antara Indonesia dengan Korea Selatan dengan mekanisme jangka panjang. Ini dilakukan dalam upaya menciptakan kemandirian industri pertahanan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan Alutsista TNI.

Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI, Andi Alisjahbana mengungkapkan jet tempur yang akan dihasilkan dari kerjasama dua negara ini akan mengadopsi teknologi generasi 4.5. Saat ini beberapa produk jet tempur yang ada di dunia masih ‎generasi 4.

"Sukhoi yang kita miliki, yang katanya paling canggih itu masih generasi 4, fighter yang kita produksi nanti sudah 4.5," kata dia saat berbincang dengan wartawan di Kantor Kementerian Pertahanan‎, Jakarta, Kamis (7/1/2016).

‎Jet tempur ini nantinya akan memiliki tipe semi siluman (stealth) yang ke depannya mampu ditingkatkan ke tipe stealth atau jet tempur generasi 5. Di dunia, saat ini baru Amerika Serikat (AS) yang mampu memproduksi jet tempur generasi 5, yaitu jet tempur siluman F-22 dan F-35.

Andi mengungkapkan kerjasama pengembangan ini menjadi hal yang strategis mengingat dalam sebuah negara pertahanan udara adalah kunci utama dalam sebuah negara.

"Negara itu kalau diserang awal dari udara, kalau udara sudah dikuasi itu mau dilawan lewat darat atau laut, itu sudah susah sekali, jadi kita sangat perlu kebangkan tipe fighter seperti ini untuk jaga wilayah udara kita," kata Andi.

Dia menambahkan total proyek kerjasama ini memiliki nilai US$ 8 miliar, dimana Indonesia mendapatkan porsi pengembangan 20 persen. Meski hanya memiliki porsi 20 persen, namun Indonesia mendapatkan 100 persen transfer teknologi dan budaya pengembangannya.

Diharapkan dengan adanya keterlibatan Indonesia dalam pengembangan ket tempur generasi 4.5‎ ini, dalam jangka panjang Indonesia mampu memproudksi sendiri. "Saat ini Kemenhan sedang bangun hanggar baru untuk produksi fighter ini di Bandung‎," tegas dia. (Yas/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya