Dokter Muda Andra yang Meninggal di Aru Sempat Pulang ke Rumah

Proses evakuasi sang dokter untuk mendapatkan perawatan intensif sempat mengalami kendala.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 13 Nov 2015, 07:45 WIB
Proses evakuasi sang dokter untuk mendapatkan perawatan intensif sempat mengalami kendala. (Naomi Trisna/Liputan6.com)

Liputan6.com, Tangerang - Dokter muda yang tengah mengikuti program internship di Kepulauan Aru, Maluku Tenggara dikabarkan meninggal dunia karena campak.

Sebelum meninggal pada 11 November 2015 pukul 18.15 WIB, dokter bernama Dionisius Giri Samodra atau Andra (24) itu sempat pulang ke rumahnya di kompleks Mahkamah Agung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel, Banten pada awal November 2015.

Malam saat pulangnya itu, almarhum sempat meminta dipeluk dan tidur bersama sang ibu, Fransisca. Hal tersebut menjadi kenangan terindah dan terakhir bagi Fransisca sebelum Andra pergi untuk selamanya.

"Saat sebelum pulang dia ingin tidur sama saya dan minta dipeluk juga. Dia bilang 'Saya mau tidur sama Ibu, peluk saya dong, Bu,' gitu katanya," tutur Fransisca sembari menirukan permintaan mendiang anaknya di kediamannya, Pamulang, Banten pada Kamis 12 November 2015.

Dia bercerita, malam itu, ibu dan anak tersebut pun tidur bersama. Fransisca tak menyangka bila hal tersebut adalah kenangan termanis terakhirnya bersama Andra.


Meski sedih, Fransisca mengaku jika Andra meninggalkan kebanggaan bagi keluarga, terutama baginya.

"Dia meninggal dalam keadaan menjalankan tugas, membantu masyarakat pedalaman Pulau Aru agar terus sehat," ujar dia dengan mata yang masih sembab.

"Dia juga pernah mengatakan ke saya kalau mempunyai anak seorang dokter itu berisiko tinggi, anak saya bilang (dokter) bisa tertular penyakit dari pasien. Tetapi saya tetap bangga dengan anak saya," imbuh dia.

Proses evakuasi sang dokter untuk mendapatkan perawatan intensif sempat mengalami kendala. (Naomi Trisna/Liputan6.com)

Dia melanjutkan, saat meninggalkan rumahnya untuk kembali bertugas ke Kepulauan Aru, Dokter Andra sudah dalam keadaan tak enak badan dan demam.

"Sebelum berangkat badannya panas, tapi dia bilang karena ini sudah tanggung jawabnya dia memilih kembali ke pedalaman Aru. Dia harus masuk rumah sakit untuk membantu pasien," kenang Fransisca lagi.

Sebelum dikabarkan meninggal dunia, dokter muda bernama Dionisius Giri Samudra ini menderita demam, mengalami gagal napas dan penurunan kesadaran ketika mendapat perawatan di RSU Cenderawasih, Dobo, Kepulauan Aru.

Kondisi Andra semakin kritis karena sempat mengalami gagal napas dan hilang kesadaran. Namun proses evakuasinya untuk mendapatkan perawatan intensif di Tual mengalami kendala akibat transportasi yang kurang memadai. (Ndy/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya