DKI Siap Masuk jika Swasta Sulit Perbaiki Pengolahan Air di PIK

Menurut Ahok, pengembang sudah berjanji untuk segera memperbaiki sistem pengolahan air mereka.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 12 Nov 2015, 18:08 WIB
Beberapa pekerja harian lepas langsung menghampiri Ahok. Mereka curhat soal uang yang diterima sebagai PHL kerap dipotong.

Liputan6.com, Jakarta - Air di perumahan Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta tercemar. Air pipa yang diolah oleh pengembang berbau dan berwarna. Keluhan ini sudah didengar oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Menurut Ahok, pengembang sudah berjanji untuk segera memperbaiki sistem pengolahan air mereka. DKI juga tengah menyiapkan Perusahaan Daerah Air Minum untuk bisa masuk ke kawasan itu.

"Makanya kalau swasta enggak bisa perbaiki, PAM kita perbesar, kita masuk sendiri," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis (12/11/2015).


Saat ini, kata Ahok, operator swasta PAM di wilayah itu, Palyja, tidak bisa masuk PIK karena mengklaim sudah memiliki sistem pengolahan air yang baik. Karena itu, Ahok mendorong pengembang untuk membangun sistem pengolahan yang tepat.

Mantan Bupati Belitung Timur itu menilai, suplai air tidak akan cukup bila hanya mengandalkan sungai atau waduk yang ada. Untuk itu, Pemprov DKI tengah menjalin kerja sama dengan Bupati Purwakarta untuk melestarikan mata air dan pohon di sekitar Waduk Jatiluhur.

"Sekarang orang miskin yang enggak punya PAM bayar airnya berapa? Rp 25.000 per kubik. Kita olah dengan air laut Rp 15.000, Rp 15.000 harga pokok untuk yang tidak mampu dan Rp 20.000 yang mampu, kan imbang. Itu yang kita minta PAM Jaya mulai analisis itu," tutup Ahok. (Ron/Sun)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya