Menapaki Indahnya Hutan Hujan Tropis Gunung Gede - Pangrango

Taman Nasional Gunung Gede - Pangrango menjadi habitat asli bagi sekawanan flora dan fauna langka.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 01 Okt 2015, 15:35 WIB
Ada banyak cara untuk memaknai hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April.

Liputan6.com, Jakarta Taman Nasional Gunung – Gede Pangrango merupakan salah satu dari lima taman nasional tertua yang dimiliki Indonesia. Diresmikan sejak 1980 berdasarkan SK Menteri Pertanian, taman nasional ini memiliki luas lahan lebih dari 22.000 hektar, yang sebagian besar wilayahanya ditutupi hutan hujan tropis yang selalu basah. Bahkan di musim kemarau, vegetasi hutannya mampu menjaga kelembaban untuk tetap basah.

Saat tim Liputan6.com ingin menapaki puncaknya via jalur Gunung Puteri di medio Juli, yang ditulis pada Rabu, (30/9/2015), kaki Gunung Gede menawarkan hamparan pemandangan alam yang luar biasa indah. Perkebunan sayur yang berjajar rapi terbalut mentari pagi menjadi keindahan yang bisa dinikmati di awal pendakian.

Sebenaranya terdapat dua pilihan jalur untuk bisa mencapai puncak Gunung Gede, yaitu via jalur Gunung Puteri dan via Cibodas. Namun tim Liputan6.com lebih memilih menggunakan jalur pendakian via Gunung Puteri, untuk kemudian bermalam di alun-alun Surya Kencana sebelum mencapai puncak.

Puncak Gunung Gede berada pada ketinggian sekitar 2.900 meter di atas permukaan laut. Pada 1.000 meter pertamanya, jalur pendakian didominasi oleh pohon-pohon dengan batang dan akar yang besar, seperti pohon rasamala. Sedangkan di bagian medio sebelum menggapapi puncak, tumbuhan makin sedikit, dan karakternya nampak berbeda jika dibandingakan dengan tumbuhan di ketinggian sebelumnya.

Padang edelweis di alun-alun Surya Kencana, Gunung Gede.

Selain kaya akan berbagai flora, TNGP juga kaya akan berbagai fauna yang melingkupinya. Jika beruntung pandaki akan melihat sekawanan Owa Jawa dan beraneka burung, seperti burung elang dan burung hantu. Hutan TNGP juga merupakan habitas asli bagi kawanan monyet dan bermacam-macam serangga yang bahkan mungkin belum dinamakan secara ilmiah.

Pada bagian akhir pendakian, Gunung Gede dihiasi oleh vegetasi tumbuhan yang memiliki ukuran lebih kecil dan daunnya berwarna lebih cerah, seperti edelweis dan cantigi yang banyak terlihat di sepanjang alun-alun Surya Kencana.

Tulang-belulang hewan yang ditemukan di jalur pendakian Gunung Gede.

Alun-alun Surya Kencana yang memiliki luas lebih dari 5 hektar, menjadi lokasi yang paling digemari oleh para pendaki untuk membuka tenda dan bermalam. “Bukan tanpa alasan si, selain banyak edelweisnya enak dilihat, di Surken juga ada sumber air, penting banget,” ujar Andri, seorang pendaki yang memilih bermalam di Surya Kencana sebelum melanjutkan perjalanannya menggapai puncak.

Para pendaki menyusuri alun-alun Surya Kencana setelah menapai puncak Gunung Gede.

Dari alun-alun Surya Kencana hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke puncak Gunung Gede. Sepanjang perjalanan singkat ini banyak ditemui pohon cantigi. Pohon yang bernama latin Vaccinium varingiaefolium ini merupakan salah satu tumbuhan yang mampu bertahan pada lahan yang kekurangan nutrisi, atau bahkan dalam dalam cuaca yang sangat ekstrem sekalipun.

Setelah melewati padang cantigi, pendaki akan tiba di puncak Gunung Gede. Lingkaran kawah yang maha luas dengan asap belerang yang masih aktif, menjadi pemandangan yang menakjubkan.

Menapaki Gunung Gede merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan untuk mengisi waktu liburan. Selain bisa menyaksikan keindaham alam hutan hujan tropis Indonesia, aktivitas mendaki gunung diyakini bisa melatih seseorang untuk berjiwa mandiri. Namun demikian, diperlukan persiapan fisik dan mental secara khusus, agar tetap fit dan selalu menjaga kelestarian hutan dengan tidak membuang sampah sembarangan. (Ibo)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya