Cerita Menkeu soal Pengalaman RI Hadapi Krisis

Indonesia memiliki pengalaman panjang menghadapi krisis sehingga hal itu dapat jadi pelajaran untuk hadapi tantangan ekonomi ke depan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 22 Sep 2015, 11:40 WIB
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro saat menghadiri rapat dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (21/9/2015). Komisi XI DPR sangat kecewa dengan pencapaian yang diraih oleh PPN/Bappenas. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan Indonesia punya pengalaman panjang dengan krisis. Karena itu, pengalaman tersebut mesti menjadi pelajaran dalam menghadapi tantangan perekonomian ke depan.

Bambang bilang, krisis awal dialami pasca kemerdekaan pada 1945-1949. Ketika ekonomi Indonesia suram terutama setelah perang kemerdekaan.Tak berhenti di sana, krisis kembali menjangkit pada 1963, Indonesia mencatat inflasi tinggi sementara pertumbuhan ekonomi sangat rendah.

"Tahun 1963 hiper inflasi pertumbuhan ekonomi negatif. Sampai akhirnya strong policy diterapkan pada  1970," ujar Bambang.

Kemudian harga minyak jatuh pada tahun 1980. Krisis pun berlanjut, sehingga pemerintah mencari sumber pertumbuhan baru."Pertengahan tahun 1980an ada deregulasi. Menjadi sukses Indonesia. Baru kemudian tahun 1990an, pertumbuhan kita di angka 7 persen dan bisa menjadi middle income country dan  menjadi keajaiban di ranah Asia pada periode itu," tutur Bambang.

Berlangsung pada era 1997 Indonesia kembali mengalami krisis. Saat itu, rupiah terdepresiasi, inflasi tajam, serta pengangguran tinggi. "Dalam krisis ini periode gelap, ekonomi Indonesia pengaruh ke politik juga. Krisi menjadi pelajaran ketika 1998. Indonesia harus melakukan reformasi untuk stabilitas ekonomi," kata dia. (Amd/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya