Sejak Kapan Cincin Menjadi Simbol Pernikahan?

Pernikahan menjadi salah satu ritual dalam proses kehidupan yang dinantikan banyak orang. Pertukaran cincin pun menjadi salah satu momen.

oleh Dini Nurilah diperbarui 20 Sep 2015, 16:15 WIB
Seri Cincin `Kekaseh` dari Anne Avantie dan The Palace

Liputan6.com, Jakarta Pernikahan menjadi salah satu ritual wajib dalam proses kehidupan beberapa orang. Kebanyakan orang, bahkan. Salah satu prosesi pernikahan yang selalu dinantikan dan kini dijadikan simbol penting ialah, prosesi pertukaran cincin. Untuk nantinya, cincin yang melingkar, biasanya, di jari manis Anda menjadi salah satu tanda bahwa Anda telah memiliki pasangan hidup. 

Tapi, tahukan Anda sejarah cincin pernikahan ini ada? Tidak mungkin proses pertukaran cincin ini muncul tanpa tendeng aling-aling dan mewabah menjadi 'budaya' global. 

Dilansir dari todayifoundout.com, beberapa ahli mempercayai bahwa tradisi bertukar cincin dalam pernikahan bermula dari peradaban Mesir kuno. Saat itu, cincin masih berupa jalinan semacam alang-alang dan papirus yang dipilin membentuk lingkaran dan disematkan di jari. 

Bentuk lingkaran cincin tidak serta merta begitu saja dipakai. Bentuk lingkaran dipercayai sebagai simbol keabadian, tanpa awal dan akhir. Kemudian bangsa Romawi mengadopsi kebiasaan pertukaran cincin ini, namun, berbeda dengan Mesir Kuno yang hanya menjadikan tradisi pertukaran sebagai simbol cinta, bangsa Romawi menjadikannya sebagai simbol kepemilikan. Karena proses pertukaran cincin dimasukan ke dalam ritus pernikahan kaum Kristen, yang tercantum dalam garis besar tata cara pernikahan yang dibuat oleh Gereja pada Abad ke-19.

Cincin bahkan tidak lagi hanya berbahan alang-alang, kala itu seni penempaan logam telah berkembang. Bangsa Romawi lebih memilih cincin berbahan besi yang dijadikan simbol kekuatan cinta lelaki kepada perempuannya. Seiring berjalannya waktu dan pertumbuhan dunia yang semakin inovatif, kini cincin telah dibuat dari berbagai bahan. Bermula dari jalinan alang-alang, besi, perak, dan emas. 

Selanjutnya, mengenai penempatan cincin nikah yang biasanya disematkan di jari manis. Bangsa Romawi juga lah yang berperan dalam kebiasaan ini, dikisahkan penempatan cincin pada masa itu memang diharuskan di jari manis tangan kiri sang mempelai. Bukan tanpa alasan, mereka beranggapan jari manis pada tangan kiri memiliki pembuluh darah yang langsung berhubungan ke jantung. Mereka menyebutnya Vena Amoris, yang berarti pembuluh darah cinta. Manis juga...

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk Anda melalui Citizen6? Caranya dapat dibaca di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya