Liputan6.com, New York - Harga emas merosot pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) setelah data sektor jasa di Amerika Serikat (AS) membaik yang mendukung ekspektasi bahwa Bank Sentral AS atau The Fed akan segera menaikkan suku bunga.
Mengutip Wall Street Journal, Kamis (6/8/2015), harga emas untuk pengiriman Desember, merupakan kontrak yang paling aktif diperdagangkan, turun US$ 5,10 atau 0,5 persen dan menetap di level US$ 1.085,60 per ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Harga penutupan tersebut merupakan level terendah sejak 24 Juli. Saat itu, harga emas mencapai titik terendah dalam lima tahun terakhir.
Penurunan harga emas semakin dalam ketika Institute of Supply Management’s nonmanufacturing index naik menjadi 60,3 pada Juli 2015 jika dibandingkan dengan 56 di Juni 2015.
Lonjakan poin untuk ekspansi bisnis di sektor jasa tersebut menambah argumen dari para analis dan pelaku pasar bahwa ekonomi Amerika terus menunjukkan perbaikan yang diperkirakan akan disusul dengan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed.
"Kami terus mendapat data-data ekonomi yang campuran. Ada data yang mendukung perbaikan tapi juga ada data yang tidak mendukung. Namun ujungnya adalah kesimpulan bahwa The Fed kemungkinan besar akan segera menaikkan suku bunga," jelas Presiden OptionSellers.com, James Cordier.
Bank Sentral AS baru-baru ini menegaskan bahwa rencana pengetatan kebijakan moneter akan dilakukan juga pada tahun ini. Namun dengan syarat jika memang ekonomi Amerika telah benar-benar sehat.
Pejabat Bank Sentral AS memiliki tika pertemuan untuk menentukan kebijakan tersebut dan yang terakhir adalah pada September 2015 nanti. "Angka ekonomi terus membaik dan akan terus menekan harga emas setidaknya sampai September nanti saat adanya keputusan," tambah Cordier.
Emas harus berjuang mati-matian agar bisa bertahan. Pasalnya, komoditas logam mulia tersebut harus bersaing dengan obligasi dan saham yang memberikan bunga dan juga dividen. (Gdn/Ndw)
Data Ekonomi AS Tekan Harga Emas
Harga emas untuk pengiriman Desember, turun US$ 5,10 atau 0,5 persen dan menetap di level US$ 1.085,60 per ounce.
diperbarui 06 Agu 2015, 06:45 WIBIlustrasi Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Reza Rahadian Nyanyi, dan Para Pejabat Ajak Tamu Negara Goyang Dangdut di Gala Dinner World Water Forum 2024
Indonesia-Vietnam Perkuat Kerja Sama Pengembangan Pertanian Padi di Lahan Rawa
Hasil Championship Series BRI Liga 1: Singkirkan Borneo FC, Madura United Tantang Persib Bandung di Final
Kumpulan Hoaks Terkait Peristiwa Dalam Negeri, Simak Faktanya
Ulah Pegawai Kemenhub Injak Alquran Bikin Heboh Sepekan, Akhirnya Dicopot dan Diperiksa Polisi
Status Gunung Ruang Turun ke Level II Waspada, Radius Bahaya Jadi 2 KM dari Kawah
Thariq Halilintar Cium Nisan Adjie Massaid, Minta Izin Nikahi Aaliyah: Namanya Sudah di Hati, Belum di Buku Nikah
Momen Jokowi Bertemu Puan di Gala Dinner KTT WWF ke-10, Bersalaman dan Saling Lempar Senyuman
Kemenag, Baznas dan LAZ Serahkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar
AHY Bakal Hadiri World Water Forum ke-10 di Bali
Jadwal, Hasil, dan Klasemen PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Lolos ke Final Four?
India Diprediksi Salip Posisi Jepang, Jadi Negara dengan Perekonomian Terbesar Keempat di Dunia