Ekonomi Melambat, Kredit Macet Bank Masih Terjaga

Perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional sangat berdampak kepada seluruh industri di Tanah Air.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Jun 2015, 12:00 WIB
Bank (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional sangat berdampak kepada seluruh industri di Tanah Air. Salah satu industri yang juga terkena imbasnya adalah perbankan. Perlambatan ekonomi tersebut membuat angka kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) industri perbankan membengkak.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, berdasarkan pengalaman yang terjadi di Indonesia pada masa-masa krisis sebelumnya, kondisi perlambatan ekonomi akan memacu peningkatan angka NPL.

"Kondisi seperti pernah kita alami. Kita lihat pada 1998, 2002, 2005 dan yang besar lagi 2008. Pada kondisi seperti ini, NPL pasti akan naik. Bank Mandiri juga naik, dan saya rasa sistem perbankan juga," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis pada Selasa (23/6/2015).

Namun, dia masih tetap optimistis bahwa kondisi yang terjadi saat ini di mana pertumbuhan ekonomi melambat dan rupiah terus melemah, masih lebih baik dari apa yang pernah dialami Indonesia pada fase krisis sebelumnya.

"Alasan yang membuat saya optimistis dengan krisis saat ini jika dibanding dengan krisis sebelumnya adalah kalau pada krisis sebelumnya atau pada 2008, NPL Bank Mandiri sebelum krisis saja sudah di 4 persen, pada saat krisis terjadi naik ke 5,6 persen. Sekarang NPL Bank Mandiri sebelum krisis terjadi masih di 1,4 persen. Jadi kalau naik, harusnya kondisinyalebih baik," lanjut dia.

Hal ini juga dilihat dari sisi lain di mana permodalan yang dimiliki oleh perseroan sekarang jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu Budi yakin bahwa bank plat merah yang dipimpinnya ini masih mampu bekerja maksimal untuk menekan NPL.

"Demikian juga faktor-faktor lain, seperti misalnya permodalan Bank Mandiri sekarang, jauh lebih kuat dibandingkan permodalan Bank Mandiri pada 2008. Juga kondisi likuiditas rupiah dan dolar sekarang jauh lebih baik dari 2008," katanya.

Berpatokan pada hal tersebut, Budi yakin bahwa perbankan nasional termasuk Bank Mandiri masih bisa mempertahankan tingkat kredit bermasalah pada batas yang wajar dalam kondisi ekonomi seperti saat ini.

"Jadi kalau 2008 saja kita bisa survive, harusnya dengan kondisi sekarang, seharusnya sistem perbankannya lebih kuat," tandasnya. (Dny/Gdn)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya