Harga Minyak Melonjak Seiring Pelemahan Dolar AS

Nilai tukar dolar AS mundur dari posisi tertinggi dalam setahun di sesi sebelumnya, jatuh sekitar 1 persen dibandingkan dengan euro.

oleh Nurmayanti diperbarui 28 Jan 2015, 07:44 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, New York - Harga minyak melonjak 3 persen pada Rabu (28/1/2015) ini disebabkan melemahnya dolar disangga harga komoditas dalam mata uang, mendorong short-covering di pasar yang telah menjual dengan sedikit jeda selama tujuh bulan terakhir.

Melansir laman Reuters, patokan Brent LCOc1 mentah ditutup naik US$ 1,44 atau 3 persen menjadi US$ 49,60 per barel. Terakhir kali Brent naik ke posisi US$ 50 per barel pada 22 Januari.

Minyak mentah berjangka AS CLc1 naik US$ 1,08, atau 2,4 persen menjadi US$ 46,23 per barel, setelah puncaknya berada di US$ 46,55 per barel.

Nilai tukar dolar AS mundur dari posisi tertinggi dalam setahun di sesi sebelumnya, jatuh sekitar 1 persen dibandingkan dengan euro.

Pasar rally meskipun tak ada harapan akan stok minyak mentah AS pekan lalu, dan mengejutkan pedagang. Tetapi yang lain mengatakan mereka tidak berpikir minyak berada di puncak pemulihan diperpanjang karena kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan dalam minyak mentah global.

Genscape, yang merupakan persediaan minyak, dilaporkan membangun kilang 2,4 juta barel pekan lalu di Cushing, titik pengiriman Oklahoma untuk minyak mentah berjangka AS, kata sumber pasar.

American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, akan merilis laporan persediaan mingguannya. Data pemerintah akan dikeluarkan pada Rabu pagi.

"Mengingat harapan pasokan, itu agak mengejutkan untuk melihat pasar hari ini," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Texas.

Harga minyak telah merosot hampir 60 persen sejak mencapai puncaknya pada bulan Juni, didorong lebih rendah oleh banyak pasokan dari shale oil boom AS dan Organisasi Negara-negara keputusan yang Pengekspor Minyak 'tidak memotong output.(Nrm)


Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya