ICW Sebut Kerja Tim Reformasi Tata Kelola Migas Tak Maksimal

ICW menilai kinerja Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi belumlah berjalan secara maksimal.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 06 Jan 2015, 15:22 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai kinerja Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi belumlah berjalan secara maksimal.

Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran ICW Firdaus Ilyas mengatakan, hal itu lantaran rekomendasi berdasarkan temuan yang dilakukan tim di bawah pimpinan Faisal Basri ini tidak memakai data primer.

"Kalau kita lihat hampir 3 bulan dari 18 November, sudah ada temuan minor. Sudah beberapa rilis formal dan informal. Tapi catatan kami belum efektif," kata dia di Jakarta, Selasa (6/1/2015).

Dia menilai, penyebab kurang efektifnya data yang disajikan Tim Reformasi disebabkan karena belum terbukanya pemerintah dan semua pihak terkait.

"Kenapa? Apakah pemerintah dan BUMN mensuplai data yang cukup? Jangan-jangan pertemuan dengan Petral dan Pertamina, antara CEO general (membahas hal umum). Tapi tidak membuka dapurnya," paparnya.

Dengan begitu, Firdaus menilai kerja Tim Reformasi ke depannya akan menjadi berat. Terlebih dalam mewujudkan misi Tim Reformasi mulai dari perbaikan regulasi, tata kelola migas hingga memberantas mafia migas.

Dia mengatakan, maka dari itu perlunya Tim Reformasi melibatkan bantuan publik.

"Bisa jadi tim tak akan menemukan apa-apa dengan catatan pemerintah dan badan usaha tak memberi data cukup. Perlu pelibatan publik dan pihak ketiga dengan tim reformasi," tandas dia. (Amd/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya