Liputan6.com, Beirut - 23 Oktober 1983 atau tepat 31 tahun yang lalu, sebuah insiden besar mengguncang dunia. Dua ledakan besar terjadi di barak atau asrama militer AS di Beirut, Lebanon. Akibatnya 220 marinir AS dan 21 tentara Prancis tewas, berdasarkan data yang dilansir CNN.
Kejadian ini bermula ketika 2 buah truk sengaja ditabrakkan ke markas militer AS di Beirut. Kedua truk itu diketahui membawa 1,4 ton bahan peledak.
Tak pelak, tabrakan tersebut langsung memicu ledakan super besar. Ledakan ini bahkan sampai meluluhlantakkan markas militer AS.
Kedua sopir truk Abu Mazen dan Abu Sijaan langsung tewas di tempat kejadian. Peristiwa ini pun diyakini sebagai aksi bom bunuh diri.
Menurut sumber BBC, Mazan dan Sijaan merupakan bagian dari gerakan Revolusi Islam. Gerakan ini adalah kelompok Syiah Radikal Lebanon yang berkedudukan di Timur Lebanon.
Sesaat setelah kejadian, Menteri Pertahanan AS saat itu, Caspar Weinberger segera angkat bicara. Weinberger yakin antara Iran, Suriah dan Uni Soviet ada di balik peladakan itu.
"Bukti yang kuat menunjukkan bahwa Iran berada di balik serangan," ujar dia, seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Kamis (23/10/2014).
Tidak cuma Weinberger, Presiden AS Ronald Reagan juga tidak kalah geram. Dia menyebut peristiwa ledakan itu telah menyulut kemarahan dari seluruh warga AS.
"Sulit untuk mengekspresikan betapa marahnya kami. Betapa geramnya kami, warga Amerika Serikat," kata Reagan.
Walau murka, AS bersikeras untuk tidak menarik pulang pasukannya dari Lebanon. Hal itu karena kerusuhan antaragama yang terjadi di Lebanon belum benar-benar usai.
AS sendiri saat itu mengirim pasukannya sebagai bagian misi penjaga keamanan di Lebanon yang pada waktu tersebut dilanda kerusuhan antaragama yang begitu besar.
Selain ledakan di Beirut, pada tanggal 23 Oktober tahun 1999, cucu pertama dari Raja Jepang Akihito, Pangeran Mako dilahirkan. Di samping itu, pada tanggal yang sama di tahun 1989, Hungaria resmi meninggalkan paham komunis yang selama bertahun-tahun dianutnya. (Ado)
23-10-1983: Barak Militer AS di Beirut Dibom, 241 Tentara Tewas
Walau murka karena diserang bom, AS bersikeras untuk tidak menarik pulang pasukannya dari Beirut, Lebanon.
diperbarui 23 Okt 2014, 06:00 WIBWalau murka karena diserang bom, AS bersikeras untuk tidak menarik pulang pasukannya dari Beirut, Lebanon.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jawa Tengah - DIYSuho EXO Bakal Comeback Solo dengan Mini Album 1 to 3
10
Berita Terbaru
Top 3 Berita Hari Ini: Berapa Harga Tas Hermes yang Dirobek WNI karena Ogah Ditagih Pajak Bea Cukai Rp26 Juta?
Pemkab Banyuwangi Kucurkan Rp 258 Miliar untuk Gaji 3.789 PPPK, 97 Persen untuk Nakes dan Guru
MARC TALKS Episode 7 di Vidio: Kisah Seru Jordi Amat di Liga Inggris
Pria Berhelm Pembawa Jerat Anjing Tewas di Pinggir Jalan, Korban Begal?
Teguk (TGUK) dan Aice Janjian Investasi Bersama Senilai Rp 700 Miliar
IHSG Menguat Terbatas, Sektor Saham Kesehatan Pimpin Penguatan Jelang Akhir Pekan
Tirta Suparjo Makin Kuasai Puncak IEG Sports Darts Players Ranking, Suwendi Melesat ke Peringkat 2
Viral Kondom Berserakan, Kapolres Jakbar Pastikan RTH Tubagus Angke Bebas Prostitusi
Bank Indonesia Sebut Inflasi April 2024 Terkendali, Ini Penopangnya
Gotong Royong Dinas Lingkungan Hidup dan Warga Kabupaten Tolikara Papua Bersih-Bersih Ciptakan Lingkungan Sehat
VIDEO: Detik-detik Pria Tak Terima Ditilang dan Dorong Anggota Satlantas di Hulu Sungai Selatan
Saksikan Sinetron Di Antara Dua Cinta Episode Jumat 3 Mei April 2024 Pukul 21:30 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya