Kartu Rusun Salah, Ahok Ancam Pecat Kadis Perumahan DKI

Ancaman pemecatan kembali dilontarkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok. Hal itu disebabkan karena Ahok mengaku muak.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 04 Sep 2014, 13:57 WIB
Ahok tiba di lokasi TPS sekitar pukul 10.10 WIB di TPS 065 yang terletak di lapangan basket RW 014 Muara Karang, Penjaringa. (Liputan6.com/ Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Ancaman pemecatan kembali dilontarkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Hal itu disebabkan karena Ahok mengaku muak dengan banyaknya pejabat Pemprov DKI yang menyelewengkan anggaran atau korupsi. Termasuk praktek jual beli rusun.

Oknum-oknum yang bermain di rusun ditengarainya dari pejabat rusun hingga oknum RT, RW, dan satpam. Bahkan kemungkinan, lanjut Ahok, pelaku jual beli rusun itu merupakan penghuni rusun sendiri. Karena itu Ahok meminta oknum-oknum itu segera ditemukan dan diberi sanksi tegas.

"Jika tidak, Kepala Dinas, Pak Yonathan (Yonathan Pasodung, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan) yang dipecat," tegas Ahok dengan nada tinggi di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Kamis (4/9/2014).

Mendengar ancaman Ahok, wajah Yonathan langsung berubah tegang. Mukanya terlihat masam. Sebaliknya, warga rusun yang mendengar ucapan Ahok, soal pemecatan Yonathan, malah bersorak dan bertepuk tangan.

Ketika diminta tanggapannya soal itu, Yonathan menolak berkomentar banyak. Ia justru menuding kemarahan Ahok itu dipicu karena kesalahan bentuk kartu pembayaran sewa rusun.

"Bukan urusan saya, itu urusan Bank DKI," kata Yonathan singkat.

Sebelumnya, Ahok mengaku jengah dengan sifat munafik sejumlah jajarannya di Pemprov DKI. Penyebabnya, Ahok kerap mendapat laporan-laporan positif tentang program yang sedang dijalankan.

"Saya muak dengan kemunafikan. Santun-santun ngomongnya, padahal mereka bajingan," kata Ahok dalam sambutannya di acara peresmian pembayaran sewa rusun menggunakan virtual account Bank DKI.

Salah satu contohnya, kartu pembayaran sewa rumah susun yang hari ini diresmikan di Rusun Marunda. Ahok geram ketika melihat kartu pembayaran tersebut tak sesuai keinginannya. Seharusnya kartu itu berfungsi sekaligus sebagai ATM warga, tapi kenyataannya kartu tersebut hanya kartu anggota biasa.

Menurut Ahok, dengan bentuk biasa seperti itu, kartu tersebut masih berpotensi disalahgunakan sehingga memberi peluang merajalelanya praktek jual beli rusun. Ahok ingin kartu pembayaran dapat menekan permainan di rusun-rusun yang kerap terjadi.

Ahok menuding cara ini sengaja dilakukan, untuk membuatnya kesulitan memberantas korupsi di rusun. "Ini ide cerdas. Untuk bikin saya susah," tegas Ahok. (Sun)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya