Konversi BBM ke Gas, RI Tertinggal dari Singapura dan Malaysia

Indonesia masih tertinggal dari Singapura, Malaysia dan Filipina soal konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Feb 2014, 12:09 WIB

Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Perusahaan Compressed Natural Gas Indonesia (APCNGI) menyatakan Indonesia masih tertinggal dari Singapura, Malaysia dan Filipina soal konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).

Ketua APCNGI Robi Sukardi mengatakan, konversi BBM ke BBG sudah menjadi tujuan nasional dalam beberapa tahun terakhir, namun pada kenyataanya tujuan tersebut masih mengalami banyak kendala. Salah satunya yaitu minimnya pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Tanah Air.

"Akibatnya, Indonesia bisa dibilang tertinggal dalam upaya konversi BBM ke BBG dibanding sejumlah negara tetangga seperti Singapura, Malaysia bahkan Filipina," tutur Robi dalam acara 'NGV & Infrastructure Indonesia Forum', di Hotel Grand Melia Jakarta, Kamis (27/2/2014).

Robi menyebutkan pelaksanaan program konversi BBM ke BBG akan memberikan banyak manfaat bagi Indonesia. Selain bisa menekan konsumsi BBM subsidi, masyarakat juga bisa mendapatkan energi murah dan ramah lingkungan.

Untuk itu, lanjut dia, peran swasta dalam program tersebut sangat dibutuhkan. "Akan lebih cepat berkembangnya jika sektor swasta menjemput bola dengan berinvestasi di bidang ini," Ungkapnya.

Tak hanya itu, kebijakan ini juga harus didukung konversi bahan bakar di kendaraan dari minyak ke gas. "Sangat Ideal kalau semua truk dan bus mulai dikonversi ke BBG seiring waktu kendaraan-kendaraan kecil dan pribadi akan lebih mudah diarahkan memaki BBG," pungkasnya.

Sementara itu, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengakui program konversi BBM ke BBG masih berjalan tapi melambat.

"Jadi konversi BBM ke BBG trus berjalan. Walaupun tidak bisa berjalan kencang, tapi terus berjalan," terang dia. (Pew/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya