Pemerintah Akan Menginventarisir Lagu Indonesia

Terkait dengan kontroversi Lagu Rasa Sayange yang digunakan Malaysia untuk promosi wisata, pemerintah kini tengah menelusuri lagu yang pernah didaftarkan dalam sebuah kongres kebudayaan di Bali. Namun, dalam daftar itu tak tercantum lagu Rasa Sayange.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Okt 2007, 06:34 WIB

Liputan6.com, Jakarta: Lagu Rasa Sayange digunakan Malaysia untuk promosi pariwisata. Menurut Malaysia, lagu itu adalah kebudayaan nusantara dan bukan milik Indonesia. Menyikapi masalah ini, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyatakan, Jumat (26/10), pihaknya saat ini sedang menelusuri seluruh daftar lagu yang pernah dicantumkan pemerintah Indonesia dan Malaysia pada Kongres Kebudayaan di Bali tahun 1997.

Saat itu, kata Jero Wacik, Indonesia mendaftarkan dua ribu lagu dan Malaysia 200 lagu. Namun, dalam daftar itu sama sekali tidak tercantum lagu Rasa Sayange hanya lagu Jali-Jali yang didaftarkan Indonesia.

Perdebatan mengenai lagu Rasa Sayange terus memanas di internet. Bahkan, belakangan juga diketahui lagu daerah Betawi, Jali-Jali telah dipopulerkan sebagai lagu dari Langkawi, Malaysia.

Perlu diketahui, sebelum tahun 1950, Rasa Sayange telah digunakan sebagai lagu latar sebuah film dokumenter produksi Belanda NV Haghe Film yang bercerita tetang kehidupan di sejumlah kota di Indonesia. Bahkan, dokumentasi lagu Rasa Sayange ditemukan di perusahaan rekaman negara Lokananta, Solo, Jawa Tengah. Lagu tersebut direkam tahun 1962 untuk cenderamata pesta olahraga Asian Games [baca: Rasa Sayange Sudah Direkam Tahun 1962].(IAN/Vivi Oktoreza dan Wisnumurti)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya