Sukses

Barometer Pekan Ini: Kerajaan Tuhan Lia Eden

Lia Eden sempat mengirimkan surat kepada Jokowi dan Ahok untuk meminta izin Monas sebagai tempat pendaratan UFO.

Liputan6.com, Jakarta - Menamakan diri Kerajaan Tuhan di rumah bercat hitam di kawasan Jakarta Pusat, kelompok Eden tinggal. Kediaman kaum Eden dihuni 26 orang termasuk pasangan suami-istri dan anak-anak mereka.

Rumah ini dilengkapi 15 kamar tidur, ruang studio mini tempat Lia Eden merekam seluruh risalah kudus. Selain itu ada juga ruang percetakan dan teras atau ruang makan yang cukup luas.

Lia Eden awalnya menjalani kehidupan sebagai ibu rumah tangga biasa. Ia mahir merangkai bunga, bahkan pernah punya program khusus mengenai merangkai bunga di TVRI.

Wanita 67 tahun ini mulai berubah sejak mengaku bertemu malaikat Jibril. Lia Eden mengaku dirinya adalah Mesias yang muncul di dunia sebelum hari kiamat. Selain itu, dia mengklaim sebagai reinkarnasi Bunda Maria, Ibu Yesus Kristus. Sedangkan anaknya Ahmad Mukti adalah reinkarnasi Isa.

Pada awalnya kelompok ini mempunyai banyak pengikut. Di antara mereka terdapat pakar budaya, cendekiawan, artis hingga pelajar. Mereka disebut sebagai pengikut Salamullah.

Pada Desember 1997, Majelis Ulama Indonesia (MUI) melarang Salamullah karena ajarannya dianggap menyelewengkan kebenaran mengenai Islam. Karena keyakinannya itu, Lia 2 kali masuk penjara karena dianggap menistakan agama.

Lia Eden kerap menyampaikan pengakuan kontroversial, termasuk akan terjadinya kiamat pada Minggu 31 Mei pekan lalu.

Sebelumnya ia bahkan mengirim surat kepada Peresiden Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Ahok untuk meminta izin Monas sebagai tempat pendaratan UFO (Unidentified Flying Object).

Bersama puluhan pengikutnya, mereka saling bermaaf-maafan. Mereka juga bersiap untuk diangkat UFO yang akan mendarat di Monas. Namun hingga hari ini klaim Lia Eden tidak terbukti.

Pertanyaan tentang kiamat selalu muncul. Kekhawatiran tentang datangnya kiamat di sejumlah negara bahkan memunculkan fanatisme yang merenggut nyawa manusia.

Kapan dan bagaimana hari kiamat datang selalu menjadi pertanyaan. Ada yang menggambarkan kiamat datang dengan datangnya komet yang menubruk bumi, seperti yang digambarkan dalam film Deep Impact. Sebagian besar komet berhasil dibelokkan namun potongan komet kecil menerobos atmosfir bumi dan jatuh di samudra Atlantik yang menimbulkan tsunami besar.

Beberapa waktu lalu, dunia juga dihebohkan oleh kemunculan The Hum. Sebagian orang meyakini fenomena ini sebagai sangkakala pertanda kiamat.

Fenomena ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru karena Agustus 2011, suara aneh ini pernah terdengar di Ukraina. Sedangkan di Kosta Rika terdengar pada 10 Februari 2013 dan terakhir 4 hari lalu di Kanada.

Di sejumlah negara, kekhawatiran datangnya kiamat ditambah fanatisme agama, melahirkan Doomsday Cult atau sekte Hari Kiamat. Beberapa di antara sekte tersebut bahkan bertindak jauh hingga menyebabkan kematian.

Pada tahun 80 an, sebuah sekte pernah berkembang di Jepang dengan nama Aum Shinri Kyo. Pemimpin sekte ini, Shoko Asahara, menyatakan kiamat segera datang setelah melakukan perjalanan ke masa depan dan menyaksikan perang dunia ketiga.

Karena keyakinan itulah pengikutnya melakukan serangan gas sarin stasiun subway di Tokyo yang menewaskan 12 orang dan ribuan lainnya luka-luka.

Namun hingga kini, semua ramalan tentang kiamat tidak ada yang terbukti. Sebab, kapan dan bagaimana kiamat itu datang sesungguhnya hanya tuhan yang tahu. Manusia hanya bisa berjaga-jaga. Dengan tetap berbuat baik pada sesama.

Saksikan Barometer Pekan Ini selengkapnya dalam tayangan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (6/6/2015), di bawah ini. (Nda/Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.