Sukses

Perlukah Anak Balita Menggunakan Gadget Pintar?

Sejumlah ahli menemukan bahwa gadget pintar bukanlah alat terbaik untuk mendukung tumbuh kembang anak.

Di awal kehadirannya, perangkat pintar hanya digunakan secara terbatas oleh kalangan profesional dan pekerja. Namun seiring berjalannya waktu, perangkat pintar kian familiar digunakan sejumlah kalangan termasuk balita. Lalu perlukah anak balita menggunakan gadget?

Perangkat pintar seperti tablet atau ponsel sangat mudah digunakan, termasuk oleh anak berusia tiga tahun. Navigasi dan pengoperasiannya tidak memerlukan kemampuan mengetik atau membaca sehingga anak-anak dapat dengan mudah menggunakannya untuk bermain game, melihat koleksi foto hingga streaming film favorit.

Sayangnya intensitas pengguna tablet bagi balita menjadi kekhawatiran sejumlah dokter dan ahli kesehatan. Sebab tablet kerap digunakan oleh orang tua yang sedang sibuk untuk menenangkan anak. Bahkan tidak sedikit orang tua yang beranggapan jika ada unsur edukasi melalui aplikasi dan permainan yang bisa digunakan anak.

Perangkat pintar pun kini telah bertransformasi menjadi sebuah benda yang diidam-idamkan oleh sebagian besar anak saat hari istimewa seperti Natal dan perayaan ulang tahun. Terlebih sejumlah produsen seperti Samsung dan TOys R Us belum lama ini merilis tablet khusus untuk anak dengan mengiming-imingi aplikasi yang dapat mendukung tumbuh kembang anak.

Sayangnya meski diklaim sesuai dengan kebutuhan anak, sejumlah ahli justru menemukan bahwa gadget pintar bukanlah alat terbaik untuk mendukung tumbuh kembang anak. Mengingat stimulasi perkembangan motorik dan psikomotorik anak perlu dirangsang melalui permainan non-elektronik dan adanya interaksi dengan orang di sekitarnya.

Namun, menurut yang dilansir laman Nbcnews, Sabtu (28/12/2013), seorang dokter spesialis anak Dr Dimitri Christakis menuturkan tablet masih boleh digunakan oleh seorang anak yang berusia tiga tahun atau lebih.

Aplikasi khusus anak disebut Christakis tidak mampu menumbuhkan interaksi anak dengan perangkat, sama halnya dengan video yang hanya bisa ditonton oleh anak tanpa bisa melibatkan anak secara langsung.

Lebih lanjut dokter spesialis anak yang praktek di Rumah Sakit Anak di Seattle ini mengatakan orangtua harus mendampingi anak saat mereka menggunakan tablet dan tetap memperhatikan waktu berinteraksi dengan orang sekitar.


Tablet Dapat Memperlambat Perkembangan Sosial Anak

"Untuk membentuk pola hidup sosial seorang anak maka tidak ada yang lebih penting dibandingkan waktu bersosialisasi dengan orang di sekitar," ucap Christakis lagi.

Senada dengan Christakis, seorang psikolog anak dari New York Montefiore Medical Center menyebut jika penggunaan tablet dapat memperlambat kemampuan berbahasa. Dr Rahil Briggs mencatat jika tablet menghambat kemampuan anak dalam menangkap isyarat sosial.

Berbeda dengan dua ahli lainnya, Jill Buban seorang Dekan School of Education di Post University di Waterbury Conn mengatakan anak mampu menyerap dan memahami teknologi sebelum masuk pendidikan formal. Semakin nyaman seorang anak mengoperasikan perangkat berbasis teknologi maka rasa percaya diri pun dapat meningkat saat pertama kali masuk sekolah.

Buban merekomendasikan agar anak menggunakan tablet tidak lebih dari 30 menit dan sejumlah aplikasi bernilai edukatif tetap harus dipantau oleh orang tua. (vin/dew)


Baca juga:
Dibanding Android, iPhone Lebih Diminati Jadi Kado Natal
Toko Mainan Toys R Us Rilis Tablet Android Pertama Untuk Anak
Ini Dia, Tablet Android Pertama Untuk Anak di Indonesia


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.