Sukses

Era Baru Chat Online, dari Berbasis Email Hingga Video Chat

Setelah mIRC sukses, banyak yang berlomba menghadirkan layanan chat. Baik itu Yahoo, Google Talk, juga Skype yang lalu dimiliki Microsoft.

Kehadiran mIRC memang menjadikan layanan chatting secara online semakin populer. Kesuksesan mIRC tak hanya terlihat dari jutaan pengguna, tetapi juga perubahan budaya yang berkembang di internet. Hal yang paling mudah dilihat adalah tren penggunaan bahasa slang di dunia maya.

Bahasa slang di internet ini banyak yang sebenarnya merupakan singkatan. Misalnya, "asl pls" untuk menanyakan usia (age), jenis kelamin (sex), dan lokasi (location) lawan bicara berada. Ini banyak digunakan di awal percakapan sebagai perkenalan. Ada juga kata seperti "brb" atau "be right back" yang berarti harus meninggalkan layar karena kepentingan lain di dunia nyata.

Tentu saja komunikasi via tulisan sering menyebabkan terjadinya salah paham. Dilansir dari laman LivingInternet.com, tak heran jika kemudian dibuat pemahaman etika umum yang disebut dengan "chatiquette" atau etika chat, yang merupakan variasi dari netiquette atau etika di internet.

Berbagai etika itu antara lain menghindari penggunaan huruf kapital di semua huruf yang ditulis. Karena ini menyimbolkan teriak dan dianggap tak sopan. Misalnya ketika Anda menulis: "TERSERAH", maka itu akan dianggap sebagai ungkapan kemarahan. Etika lainnya, biasakan mengucapkan selamat tinggal. Tentu saja ini penting karena ketika itu sulit untuk mengetahui apakah lawan bicara masih online, atau sudah offline dan meninggalkan chat room.

Berbasis Email

Banyaknya pengguna layanan chat tentu saja menjadikan perusahaan teknologi berlomba membuat layanan chat. Misalnya, American Online (AOL) mulai membuat layanan AOL Instant Messenger pada Mei 1997. Tapi layanan chat yang dianggap sukses adalah yang dihadirkan Yahoo pada 1998. Awalnya layanan itu bernama Yahoo Pager, tapi kemudian diganti dan populer dengan nama Yahoo Messenger.

Yahoo Messenger atau dikenal dengan YM merupakan platform yang awalnya dibuat terpisah dari layanan email. Pengguna perlu mengunduhnya terlebih dulu, dan bisa menikmati chat dengan identitas berbasis email di Yahoo atau Yahoo ID.



YM juga populer di Indonesia, bahkan menjadi layanan chatting alternatif selain mIRC. Tapi berbeda dengan mIRC yang cenderung digunakan untuk main-main, pengguna YM di Indonesia lebih serius dalam menggunakan YM. Tentu saja, sebab YM menggunakan identitas berbasis email. Profil juga bisa dipersonalisasi lengkap dengan foto dan status.

Microsoft juga tak mau kalah dan menghadirkan Windows Live Messenger pada 1999. Platform ini dibuat untuk mendukung sistem operasi Windows, namun penggunaanya tak begitu populer di Indonesia dan kalah dari YM atau mIRC.

Pesaing berat YM baru muncul ketika Google membuat layanan chatting Google Talk pada 2005. Ketika GTalk diintegrasi dengan Gmail, Yahoo pun tak mau kalah dan mengintegrasi YM dengan Yahoo Mail.

Muncul Video Chat

Layanan chatting semakin berkembang dan tak hanya menghadirkan pesan teks semata. Teknologi audio chat kemudian berkembang setelah mengadopsi teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP). Awalnya, VoIP sukses dimanfaatkan oleh aplikasi bernama Skype yang didirikan pada 2003 oleh Janus Friis dari Denmark dan Niklas Zennstrom dari Swedia. Tapi Skype tak hanya menyediakan layanan audio chat, melainkan juga chat melalui teks.

Tak hanya suara dan teks, Skype kemudian sukses menghadirkan layanan video chat dengan memanfaatkan web camera atau webcam. Dianggap memiliki potensi, Skype diakuisisi oleh perusahaan besar. Awalnya, Skype dibeli oleh eBay pada 2005. Tapi, dilansir dari situs Skype, Microsoft kemudian mengeluarkan dana hingga US$ 8,5 juta untuk menguasai layanan audio chat dan video chat itu pada 2011. Dengan membeli Skype, Microsoft pun 'mematikan' layanan chat MSN dan mengintegrasikannya dengan Skype.



Tentu saja Skype dianggap sebagai pesaing oleh layanan chat yang sudah muncul terlebih dulu. Yahoo pun tak mau kalah, lalu menghadirkan fitur audio chat dan video chat via YM.

Google juga tak mau kalah. Raksasa yang berawal dari mesin pencari itu kemudian mengembangkan Google Talk dengan membawa fitur audio chat dan video chat. Dengan integrasi ke Gmail, tentu saja ini menguntungkan pengguna layanan email milik Google tersebut. Karena dengan membuka Gmail, pengguna tak hanya bisa mengecek email, tapi juga bisa melakukan chatting teks, audio chat, bahkan video chat.

Tentu aplikasi chat tak hanya berkembang di desktop. Saat perangkat mobile semakin canggih, aplikasi chat pun ikut mengalami perkembangan. Salah satu yang populer adalah BlackBerry Messenger. Seperti apa? Ikuti terus episode berikutnya. (gal)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.