Sukses

Bos Facebook Mark Zuckerberg Kecam Skandal Penyadapan NSA

Diketahui kalau NSA melakukan infiltrasi terhadap sembilan server perusahaan teknologi besar. Di antaranya adalah Facebook.

Adalah sebuah kejutan saat Pemerintah Amerika Serikat melalui National Security Agency (NSA) diketahui menyadap aktivitas warganya di internet. Informasi ini bocor setelah mantan pegawai NSA bernama Edward Snowden mengungkap adanya program bernama PRISM yang digunakan untuk penyadapan di dunia maya tersebut.

Dalam program itu juga diketahui kalau NSA melakukan infiltrasi terhadap sembilan server perusahaan teknologi besar. Di antaranya adalah Facebook yang kini memiliki jutaan pengguna tersebar di semua penjuru dunia. Tapi menurut pendiri dan CEO Facebook Mark Zuckerberg, jika pemerintah AS memang melakukan penyadapan, maka itu dianggap sebuah kesalahan besar.

"Pemerintah memang membuat kesalahan," kata Zuck saat menjadi pembicara di acara TechCrunch Disrupt, dilansir dari laman TechCrunch, Kamis (12/9/2013).

Facebook, menurut Zuck, mengecam aksi penyadapan. Sebab selama ini Facebook memang memiliki kewajiban untuk menjaga privasi penggunanya.

"Kami sangat serius dalam menjaga peran ini," kata Zuck. "Tugas kami memang melindungi siapapun yang menggunakan Facebook. Sedangkan tugas pemerintah adalah melindungi kita semua, kebebasan kita, dan ekonomi kita. Mereka melakukan hal buruk karena tak bisa mengimbangi ini," ucapnya.

Pria yang drop out dari Universitas Harvard ini kemudian berpendapat kalau publik perlu tahu mengenai program pemerintah. Karena itu Facebook mendesak pemerintah untuk bersikap transparan. Tentu saja ini termasuk dalam menanggapi isu penyadapan, dengan demikian warga AS tahu kalau pemerintahnya tak memata-matai aktivitas mereka.

"Tentu itu juga akan membantu perusahaan lain yang ingin melayani banyak orang di dunia," ucapnya.

Dalam kesempatan ini, Zuck juga mengaku frustrasi dengan sulitnya untuk mempublikasi informasi mengenai berapa jumlah permintaan NSA untuk meminta data dari Facebook dan berapa jumlah yang ditolak. Tentu ini memperlihatkan sikap yang jauh dari keinginan untuk transparan. (gal)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini