Sukses

NASA: 2023 Cetak Rekor Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

Dalam laporan tahunan mengenai suhu Bumi, NASA mengungkap 2023 menjadi yang terpanas sepanjang sejarah.

Liputan6.com, Jakarta - NASA baru saja mengumumkan laporan tahunannya mengenai suhu Bumi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam laporan ini, NASA mencatat soal perubahan suhu Bumi secara berkala.

Nah, dalam laporan kali ini, NASA mencatat kalau 2023 merupakan tahun terpanas yang pernah dicatat dalam sejarah, setidaknya sejak dimulainya pencatatan suhu Bumi pada 1880.

Mengutip informasi dari Engadget, Selasa (16/1/2024), dalam laporan tersebut, NASA mengungkap kalau suhu Bumi pada tahun lalu lebih tinggi 1,2 derajat Celcius, dari rata-rata penghitungan dasar di tahun 1951 hingga 1980.

NASA mencatat, kenaikan suhu ini dirasakan oleh miliaran orang di Bumi, dan kebanyakan dari mereka juga merasakan panah ekstrem di tahun lalu.

Selain itu, dari catatan badan antariksa Amerika Serikat tersebut, setiap bulan dari Juni hingga Desember 2023, suhu Bumi terus meningkat.

Suhu Bumi terpanas tercatat pada Juli 2023. Sementara secara keseluruhan, suhu Bumi kini naik sekitar 1,4 derajat Celcius sejak dilakukan pencatatan pada 1880.

Menurut Direktur GISS (Godddard Institute for Space Studies) NASA Gavin Schmidt, peningkatan suhu yang terjadi sekarang belum pernah tercatat sepanjang sejarah manusia.

"Kondisi ini disebabkan terutama karena emisi bahan bakar fosil, dan kita melihat dampaknya dalam bentuk gelombang panas, curah hujan yang lebat, dan banjir di wilayah pesisir," tuturnya.

Meski saat ini, bukti menunjukkan perubahan suhu Bumi banyak disebabkan oleh aktivitas manusia, NASA juga masih mempertimbangkan beberapa fenomena alam lain yang bisa menjadi penyebab perubahan iklim tahunan.

Sebagai contoh, El Nino, aerosol dan polusi, serta letusan gunung berapi.

Untuk diketahui, kenaikan suhu Bumi sendiri bukan hanya terjadi pada 2023. Sejak 10 tahun terakhir, suhu Bumi memang berturut-turut masuk rekor terpanas.

Kondisi ini pun diprediksi tidak akan banyak berubah. Bahkan, NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) Amerika Serikat memprediksi ada kemungkinan kenaikan suhu Bumi ini juga akan terjadi di 2024.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

NASA Akhirnya Bisa Genggam Batu Asteroid Paling Langka di Bumi usai Misi Perjalanan 7 Tahun

Di sisi lain, dalam misi perjalanan luar angkasa NASA selama tujuh tahun menuju asteroid Bennu nyaris tak membuahkan hasil karena dua sekrup kecil penutup kaleng berisi sampel bebatuan sulit untuk dibuka.

Namun setelah lebih dari tiga bulan mencoba membuka tutup kaleng berisi sebagian besar batu dan debu asteroid, para insinyur NASA akhirnya berhasil melakukannya.

Untuk menghilangkan bagian atas yang tersangkut, mereka membuat dan menguji alat baru yang dapat melepaskan sekrup pengencang dengan aman tanpa merusak sampel babatuan paling langka dan berharga tersebut.

"Sejauh ini tim sains NASA hanya melihat gambar sampel dari ponsel. Kami semua senang dengan apa yang kami lihat di dalamnya,” kata Andrew Ryan, salah satu penyelidik misi NASA kepada Mashable, dikutip Senin (15/1/2024).

Misi bernama OSIRIS-Rex NASA senilai USD 800 juta, kependekan dari Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, and Security Regolith Explorer ini meluncurkan pesawat ruang angkasa robotik dari Cape Canaveral, Florida pada 2016.

Pesawat tersebut menyelesaikan penerbangan sejauh 4 miliar mil ketika turun dari 63.000 mil di atas Bumi menuju sepetak gurun Utah yang terisolasi pada 24 September 2023.

3 dari 4 halaman

Misi OSIRIS-Rex dari NASA

OSIRIS-Rex adalah misi AS pertama yang mengambil sampel asteroid dan mengembalikannya ke Bumi. Sejak batuan bulan Apollo, yang dikumpulkan antara tahun 1969 dan 1972, NASA belum pernah membawa kembali 'suvenir' luar angkasa sebesar ini.

Asteroid Bennu dipilih untuk misi tersebut karena penuh dengan karbon, yang berarti mengandung bahan kimia asal usul kehidupan. Kemungkinannya juga sangat kecil untuk menghantam Bumi pada abad mendatang.

Mempelajari tentang asteroid dapat membantu NASA dalam upaya mencegah asteroid menabrak Bumi di masa depan, jika hal itu diperlukan.

Bennu juga dianggap sebagai tujuan asteroid yang aman karena setiap beberapa tahun ia melintasi orbit Bumi mengelilingi Matahari, sehingga lebih mudah dijangkau dibandingkan beberapa asteroid lainnya.

Melalui pesawat ruang angkasa OSIRIS-Rex, tim melihat apa yang disebut “endapan mineral hidrotermal” di Bennu yang mereka yakini mungkin terjadi pada awal sejarah tata surya.

4 dari 4 halaman

Infografis Petaka El Nino di Planet Bumi Picu Gelombang Panas Ekstrem

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini