Sukses

Awas Terjebak Penipuan Asmara di Aplikasi, Tinder Beri Tips Mencegahnya

Tinder memberikan beberapa tips agar terhindar dari penipuan asmara ataur romance scam di aplikasi mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Tinder meluncurkan kampanye kesadaran publik untuk mencegah penipuan asmara atau romance scam di empat negara Asia Tenggara yaitu Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Singapura.

Mulai 23 Agustus sampai 6 September, pengguna akan mendapatkan peringatan atau alert ketika membuka Tinder, dan diarahkan ke informasi lengkap tentang romance scam dalam aplikasi.

"Tujuan kami adalah menciptakan Tinder sebagai tempat teraman untuk bertemu orang baru secara online," kata Papri Dev, Vice President, APAC Communications, Tinder, dalam siaran pers, dikutip Selasa (29/8/2023).

"Penipuan finansial dan asmara bisa sangat cerdik, dan para penipu terus bekerja untuk mencari cara baru dalam memanfaatkan orang lain," kata Papri menambahkan.

Menurutnya, meski romance scam semacam ini juga terjadi di platform lain, tetapi mereka ingin berbuat lebih banyak, agar membantu pengguna melindungi diri agar lebih percaya diri menciptakan hubungan baru dengan aman.

Tips Hindari Romance Scam

Tinder pun memberikan tiga tips untuk menjaga diri, agar terhindar dari risiko penipuan asmara di dalam aplikasi:

  • Menghormati orang lain

Selalu menghormati orang lain dan mengikuti Pedoman Komunitas.

  • Perhatikan Verifikasi Foto

Perhatikan tanda centang biru Verifikasi Foto. Tinder baru saja memperkuat proses Verifikasi Foto dengan meminta para pengguna mengambil swavideo, sebagai metode untuk membuktikan keaslian profil mereka.

Dalam Pengaturan Pesan, para pengguna yang Terverifikasi Fotonya juga dapat juga memilih untuk hanya menerima pesan dari pengguna lain yang sudah terverifikasi juga.

  • Memblokir Profil

Pengguna juga bisa memblokir profil, memberi pilihan untuk melihat siapa yang ingin mereka temui di Tinder.

Saat pilihan profil muncul sebelum match, pengguna dapat memblokirnya agar tidak muncul lagi. Fitur aplikasi Tinder ini hadir sebagai tambahan dari Blokir Kontak dan pemblokiran setelah membuat laporan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hapus Akun Spam dan Bot

Awal tahun ini, perusahaan induk Tinder, Match Group, juga mengumumkan perusahaannya melakukan investasi untuk menyempurnakan perangkat machine learning, yang secara proaktif mendeteksi, mencegah, dan menghapus span di seluruh aplikasi miliknya.

Tinder mengklaim, setiap menit ada 44 akun spam yang dihapus dari seluruh aplikasi, demi membantu mengurangi akun yang dicurigai sebagai penipu, baik yang diblokir saat mendaftar atau sebelum pengguna melihatnya.

Tinder juga menyebut, hampir 5 juta bot dan akun spam dihapus antara Januari sampai Maret 2023, sebelum akun tersebut memperoleh akses ke platform, atau segera setelah melakukan pendaftaran, demi mencegah potensi bahaya.

Adapun, kampanye yang dilakukan langsung di aplikasi ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk memastikan bahwa platform telah menyediakan ruang aman, di mana para pengguna dapat menciptakan hubungan yang bermakna.

3 dari 3 halaman

Waspada Penipuan di Aplikasi Kencan Mirip The Tinder Swindler

Penipuan ala Tinder Swindler sendiri tidak cuma terjadi di luar negeri. Bahkan, masyarakat Indonesia juga diminta waspada terhadap penipuan mirip serial The Tinder Swindler di aplikasi kencan semacam ini.

Saat ini, dilaporkan oleh News Liputan6.com sebelumnya, Polda Metro Jaya mencatat sudah ada 2 korban dari penipuan ini. 

"Ini masih kita lakukan penyelidikan, sejauh ini ada 2 orang korban yang melapor," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak dalam keterangannya, Rabu (23/8/2023)

Ade menerangkan, para pelaku mengincar pengguna aplikasi kencan. Saat itu, mereka akan diajak berkomunikasi secara intensif hingga menjalin hubungan dekat.

"Di situlah pelaku ini melaksanakan aksi penipuan dengan bujuk rayu, rayuan, yang pada akhirnya korban tertarik dengan iming-iming maupun rayuan, kemudian menyerahkan sejumlah uang kepada pelaku," ujar dia.

Ade belum bisa menafsir jumlah kerugian yang ditanggung oleh para korban yang terjerat penipuan modus semacam ini. Sementara ini, dari dua korban saja nilainya berjumlah ratusan juta. Namun, Ade menduga korban lebih dari itu.

"Masih kita dalami, kemungkinan masih ada korban lainnya terkait dengan hal ini, upaya penyelidikan masih dilakukan secara optimal," ujar dia.

"Kita akan melakukan update apabila nanti ditemukan peristiwa pidana, kita akan lakukan gelar perkara untuk menaikan status dari lidik menjadi sidik, sekaligus penetapan tersangkanya," ujarnya.

(Dio/Dam)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.