Sukses

Elon Musk Pulihkan Akun Twitter Neo-Nazi Andrew Anglin

Elon Musk telah memulihkan akun Twitter Andrew Anglin, salah satu neo-Nazi paling terkenal di Amerika Serikat (AS).

Liputan6.com, Jakarta - Twitter telah memulihkan akun Andrew Anglin, salah satu neo-Nazi paling terkenal di Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya, pencipta situs web supremasi kulit putih The Daily Stormer ini telah dilarang dari Twitter selama hampir satu dekade.

Kembalinya Andrew Anglin tampaknya menjadi bagian dari tawaran 'amnesti umum' Elon Musk kepada pengguna yang dianggap tidak melanggar hukum atau terlibat dalam spam.

Anglin saat ini diketahui sedang bersembunyi, berusaha menghindari perintah pengadilan tahun 2019 untuk membayar US$ 14 juta karena memimpin kampanye pelecehan terhadap penduduk Yahudi di Montana.

Tak lama setelah mendapatkan kembali kendali atas akunnya, Andrew Anglin men-tweet pembelaan terhadap Ye, rapper yang sebelumnya dikenal sebagai Kanye West.

"Mengatakan Anda mencintai Hitler bahkan bukan masalah besar," kata Anglin, merujuk pada wawancara Ye dengan InfoWars, baru-baru ini.

“Tidak ada yang peduli tentang itu. Pria itu meninggal 80 tahun yang lalu,” tulis Anglin menambahkan.

Ye menyatakan cintanya terhadap Adolf Hitler dan menyangkal bahwa Holocaust pernah terjadi. Anglin kemudian men-tweet dukungan kampanye presiden 2024 Ye.

Mengutip Engadget, Minggu (4/12/2022), pemulihan akun Anglin terjadi pada minggu yang sama saat Twitter menangguhkan Ye karena men-tweet foto Bintang Daud yang digabungkan dengan simbol swastika.

Anglin hanyalah satu dari sedikit nasionalis kulit putih terkemuka yang kembali ke Twitter setelah Elon Musk mengambil alih perusahaan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pulihkan 12.000 Akun

Insinyur perangkat lunak Travis Brown menunjukkan Twitter telah memulihkan sebanyak 12.000 akun sejak 27 Oktober 2022, termasuk milik Richard Spencer dan Patrick Casey.

Kembalinya salah satu neo-Nazi di Twitter kemungkinan akan memperkuat ketakutan dari kelompok hak-hak sipil, pengiklan, dan pemerintah atas penanganan Elon Musk terhadap platform tersebut.

Pada 26 November, sang miliarder mengklaim tayangan ujaran kebencian baru-baru ini menurun dibandingkan Oktober tahun lalu.

Namun, temuan dari Pusat Penanggulangan Kebencian Digital, Liga Anti-Pencemaran Nama Baik, dan kelompok lain yang mempelajari platform online menunjukkan bahwa ada peningkatan dramatis dalam prevalensi ujaran kebencian di Twitter sejak pengambilalihan Musk.

 

3 dari 5 halaman

Kanye West Panen Cacian Usai Mengaku Kagumi Hitler

Sejak beberapa waktu terakhir, berita-berita yang mengusung nama Kanye West tak jauh-jauh dari kontroversi. Terakhir, dalam sebuah wawancara ia mengungkapkan kekagumannya kepada Hitler.

Dilansir dari Forbes, Sabtu (3/12/2022), wawancara ini ia lakukan dengan mengenakan masker. “Aku suka Hitler,” kata mantan suami Kim Kardashian ini.

Page Six juga mencatat omongan sang rapper yang menyebut semua orang bisa berbuat kebaikan. Termasuk Hitler—yang ia sebut ikut andil menciptakan mikrofon.

“Aku sudah muak dengan pembedaan. Setiap orang membawa sesuatu yang bernilai, terutama Hitler,” kata dia.

Tak berhenti sampai di sini, pria yang juga dikenal sebagai Ye ini juga memuji Nazi.

“Aku mencintai orang Yahudi, tapi aku juga mencintai Nazi,” kata dia.  Ayah empat anak ini menyebutkan Nazi juga sebenarnya melakukan sejumlah perbuatan baik, dan seharusnya orang-orang  berhenti mencelanya.

Tak lama setelah wawancara ini mengudara, sang rapper langsung menuai hujatan di mana-mana. Baik dari kalangan industri, politikus, hingga pesohor Hollywood lainnya.

4 dari 5 halaman

Soal Penggemar Kanye

Pengisi suara Olaf di animasi Frozen, Josh Gad, mengecam keras pernyataan Kanye West.

 “Bukan Kanye West yang kutakutkan. Hanya saja dia punya 30 juta pengikut yang mendengarkan kegilaannya sekeligus seorang penyemangat yang kini memiiliki platform ini. Tak ada orang yang diperbolehkan ada di media sosial mana pun setelah bilang ‘Aku cinta Hitler’,” cuitnya.

Jimmy Kimmel juga menyentil Kanye West, termasuk karena sang rapper menilai Hitler menciptakan mikrofon.

“Aku enggak pernah melihat yang seperti ini. Kita pula penganut supremasi kulit putih dari kulit hitam,” kata dia. Ia juga heran Kanye West masih punya banyak penggemar setelah kontroversi ini.

Presiden AS  Joe Biden bahkan ikut mengomentari kontroversi ini.

“Aku hanya ingin membuat segalanya jelas. Holocaust betul terjadi. Hitler adalah sosok kejam. Dan ketimbang memberikannya platform, pemimpin politik seharusnya mengecam dan menolak anti-semitisme di mana punhal itu bersembunyi,” begitu cuitan sang presiden pada 2 Desember kemarin.

5 dari 5 halaman

Infografis Cek Fakta: 6 Tips Cara Identifikasi Hoaks dan Disinformasi di Medsos

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.