Sukses

YouTube Terancam Diblokir di Rusia

YouTube terancam diblokir di Rusia karena dianggap telah ikut menyebarkan ancaman kekerasan terhadap tentara Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - Google mendapatkan kritik karena turut memainkan peran penting dalam menyebarkan ancaman terhadap Rusia di platform YouTube.

Pada Jumat, 18 Maret 2022, Rusia mendesak Google untuk berhenti mempromosikan apa yang dianggap pemerintah Rusia sebagai ancaman terhadap rakyat negara tersebut, di YouTube.

Tampaknya jika permintaan tersebut tidak dipenuhi Google, bisa saja Rusia memblokir layanan YouTube di wilayah Rusia.

Mengutip Gizchina, Minggu (20/3/2022), menurut regulator internet Rusia, Roskomanadzor, iklan di YouTube mempromosikan penangguhan terhadap sistem komunikasi Rusia.

Terlepas dari itu, regulator juga menuding YouTube mempromosikan penghentian jaringan kereta api di Belarusia. Selanjutnya, regulator juga mengklaim tindakan YouTube mewakili posisi Google yang anti-Rusia. Kendati begitu, regulator tidak membagikan informasi tentang akun yang berbagi iklan ini.

Untuk diketahui, YouTube sebelumnya memblokir video propaganda Rusia secara global pada awal bulan Maret ini. Terlepas dari itu, Rusia memblokir Instagram belum lama ini.

Menurut Rusia, Instagram telah ikut menyebarkan ujaran kebencian terhadap rakyat Rusia. Sebelumnya, otoritas juga memblokir akses Facebook di negara yang tengah menginvasi Ukraina itu. Kini, pelanggaran YouTube kian mengintensifkan pendirian Rusia terhadap perusahaan-perusahaan medsos asal Amerika Serikat.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rusia Desak Google Hentikan Aktivitas yang Menyerupai Terorisme

Regulator juga membandingkan tindakan administrasi YouTube dengan tindakan teroris, mengklaim keduanya sama-sama telah membahayakan keselamatan warga.

Rusia juga mengancam kampanye iklan yang menyesatkan dan menuntut agar Google segera berhenti menerbitkan video anti-Rusia. Menurut sebuah sumber, Google pun menghapus iklan yang diidentifikasi dan ditandai oleh pemerintah Rusia.

Namun, rincian sifat iklan yang dianggap mirip dengan terorisme tak diungkap.

Sekadar informasi, perusahaan teknologi asing telah membatasi bisnis mereka dengan dan di Rusia karena invasi ke Ukraina.

YouTube belum lama ini memblokir media yang didanai pemerintah Rusia agar tak bisa dicari dan dilihat oleh seluruh dunia. Kini, Rusia mendesak Google berhenti menggunakan YouTube sebagai platform untuk menyebarkan kebencian bagi rakyat Rusia.

 

3 dari 4 halaman

Rusia Minta Perusahaan Medsos Tak Sebar Hate Speech ke Rusia

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev meminta kepada perusahaan media sosial luar negeri untuk berhenti ikutan menyebarkan ujaran kebencian terhadap tentara Rusia.

Menurut laporan Al Jazeera, Medvedev memberikan kode bahwa akses Instagram dan Meta bakal dipulihkan di Rusia. Namun, RIA, Sputnik, dan media Rusia lainnya menyebut, Rusia mungkin memblokir akses ke YouTube dalam beberapa hari ke depan.

Medvedev juga menggembar gemborkan bahwa Rusia memiliki pengalaman dan alat yang diperlukan untuk mengembangkan media sosialnya sendiri. Untuk itu menurutnya perusahaan-perusahaan medsos barat harus menunjukkan sikap baik kepada Rusia dan rakyatnya.

(Tin/Ysl)

 

4 dari 4 halaman

Infografis Tentang Rusia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.