Sukses

Layanan Internet Gratis Facebook di Negara Berkembang Ternyata Berbayar

Layanan internet gratis Facebook alias Free Basics yang digulirkan Facebook di negara-negara berkembang ternyata tumpang tindih dengan layanan berbayar. Hal ini membuat sebagian besar penggunanya ditagih biaya data.

Liputan6.com, Jakarta - Facebook telah bermitra dengan perusahaan telekomunikasi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, Filipina, dan Pakistan, untuk memberikan akses internet Facebook dan sejumlah website lain secara gratis.

Namun menurut laporan The Wall Street Journal, ternyata tanpa disadari, para pengguna telah ditagih oleh penyedia seluler mereka.

Mengutip laman The Verge, Jumat (28/1/2022), layanan internet gratis Facebook bernama Free Basics yang ditawarkan melalui Meta Connectivity (dulunya Facebook Connectivity).

Layanan Free Basic seharusnya menyediakan akses komunikasi, informasi kesehatan, sumber daya pendidikan, dan layanan bandwidth rendah lainnya secara gratis.

Program ini sudah ada sejak 2013 dan per Oktober 2021, program Free Basics diklaim telah melayani lebih dari 300 juta pengguna.

Layanan lainnya, Discover, menyediakan data gratis secara terbatas tiap harinya. Menurut Juru Bicara Meta Drew Pusateri, koneksi yang disebutkan bernama 'Text Only Facebook'. Koneksi ini memungkinkan orang untuk mengakses versi bandwidth rendah Facebook.

Pengguna bisa memakai layanan ini untuk mengunggah teks, berkomentar, dan membaca seluruh teks di Facebook. Namun, pengguna tidak bisa melihat foto atau menonton video dengan layanan Text Only Facebook.

Masalahnya, dalam laporan internal yang dilihat oleh The Wall Street Journal, Facebook dikabarkan tahu bahwa pengguna dikenai biaya untuk penggunaan internet selama berbulan-bulan. Hal ini dianggap sebagai "bentuk kebocoran", karena layanan berbayar mulai tumpang tindih dengan layanan gratis.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Akar Masalahnya dari Kesalahan Software

Karena sebagian besar pengguna yang dilayani program ini memakai paket prabayar, banyak dari mereka yang tidak sadar mereka telah dikenakan biaya untuk menggunakan data seluler, hingga kehabisan pulsa.

The Wall Street Journal mencatat, pengguna di Pakistan ditagih paling banyak karena memakai layanan "gratis" Facebook dengan total USD 1,9 juta. Tak hanya itu, pengguna di negara berkembang lainnya juga terpengaruh.

Usut punya usut, masalah ini diduga berasal dari software dan antarmuka pengguna (UI) Facebook, dengan video sebagai akar masalahnya.

Konten video seharusnya tidak muncul di versi Text Only Facebook. Namun, gangguan pada software membuat hal ini lolos dari celah.

Notifikasi yang seharusnya menginformasikan ke pengguna bahwa mereka bakal dikenai biaya untuk menonton video justru tidak muncul.

3 dari 5 halaman

83 Persen Pengguna Ternyata Dikenai Biaya

Dokumen yang dilihat oleh The Wall Street Journal mengungkap, Facebook mendapati, 83 persen dari biaya yang seharusnya tidak ditagihkan ini berasal dari konten video, yang harusnya tidak muncul.

Dalam laporan The Verge, Facebook mengatakan pihaknya telah memperbaiki masalah ini. "Kami memberi tahu orang-orang bahwa melihat foto dan video akan mengakibatkan biaya atas data. Kami melakukan yang terbaik untuk mengingatkan orang-orang bahwa menonton video bisa dikenai biaya data," kata Jubir Meta, Drew Pusateri.

Lebih lanjut Pusateri juga mengatakan, "Masalah yang diidentifikasi dalam laporan internal yang mempengaruhi beberapa notifikasi, sebagian besar sudah ditangani."

4 dari 5 halaman

Identifikasi dan Perbaiki Masalah

"Kami akan terus bekerja dengan mitra kami untuk memenuhi kewajiban kepada para pengguna dan memastikan biaya data yang akurat dan transparan," tutur dia.

Berdasarkan laporan The Wall Street Journal, pertumbuhan Facebook sebagian besar telah berhenti di negara-negara maju. Perkembangan Facebook dilaporkan masih terus meningkat di negara-negara dengan konektivitas rendah.

Facebook pun mengklaim pihaknya bukan hanya situs jejaring sosial di negara dengan konektivitas rendah, tetapi juga merupakan penyedia internet melalui kemitraan dengan operator.

Facebook bahkan menyebarkan layanan WiFi gratis di banyak negara berkembang. Meski begitu, India melarang kehadiran layanan Free Basics Facebook pada 2016. Negara tersebut beralasan, layanan tersebut melanggar nilai-nilai net neutrality.

(Tin/Ysl)

 

5 dari 5 halaman

Infografis Tentang Facebook

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini