Sukses

Hacker Diduga Susupi iPhone Pegawai Deplu AS dengan Spyware Pegasus

Menurut laporan, hacker mengakses iPhone milik pegawai Departemen Luar Negeri AS yang berada di Uganda atau berurusan dengan masalah negara-negara di Afrika Timur menggunakan spyware Pegasus.

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, iPhone milik pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) diketahui telah di-jailbreak oleh pelaku kejahatan.

Berdasarkan laporan Reuters, Senin (6/12/2021), setidaknya ada 9 iPhone milik karyawan Departemen Luar Negeri AS yang kena serangan siber tersebut.

Disebutkan, pelaku kejahatan menggunakan spyware Pegasus buatan perusahaan asal Israel NSO Group.

Adapun informasi aksi peretasan oleh pihak tidak dikenal ini diungkap oleh empat sumber berbeda yang mengetahui kejadian.

Menurut laporan, hacker menargetkan iPhone milik pegawai Departemen Luar Negeri AS yang berada di Uganda atau berurusan dengan masalah negara-negara di Afrika Timur.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pernyataan NSO Group

Penyedia spyware Pegasus, NSO Group. JACK GUEZ / AFP

Sayangnya, masih belum diketahui secara pasti siapa saja korban dan untuk tujuan apa serangan spyware itu dilakukan.

Lewat keterangannya, NSO Group, selaku pembuat software mengatakan, mereka masih belum dapat mengonfirmasi pelaku menggunakan spyware Pegasus buatan perusahaan.

Saat ini, perusahaan sedang melakukan penyelidikan peretasan tersebut atas permintaan Reuters.

 

3 dari 3 halaman

Langsung Blokir Akses

Spyware merupakan perangkat lunak yang jika dipasang di komputer dapat mendeteksi apa saja yang diketikkan oleh keyboard.

Perusahaan juga menyebutkan, jika mereka mendapatkan konfirmasi ada peretasan dan menggunakan tools buatan mereka, maka pihak NSO Group akan memblokir akses.

Selain itu, NSO Group pun akan menindak tegas aksi peretasan yang menggunakan software buatan mereka dan siap melakukan proses hukum atas temuannya.

Untuk saat ini, Apple, Departemen Luar Negeri AS dan pejabat di Kedutaan Besar Uganda di Washington menolak berkomentar.

(Ysl/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.