Sukses

Top 3 Tekno: Peneliti Keamanan Ungkap Bug di Browser Apple Safari

Temuan penemuan bug di browser Safari milik Apple yang berpotensi mencuri data pribadi pengguna oleh peneliti keamanan siber, menjadi sorotan pembaca kanal Tekno Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - Artikel tentang penemuan bug di browser Safari milik Apple yang berpotensi mencuri data pribadi pengguna, menjadi sorotan pembaca kanal Tekno Liputan6.com, Rabu (26/8/2020).

Selain artikel di atas, pembaca juga tertarik mengikuti berita tentang peluncuran Zenfone 7, dan pernyataan Facebook pascapemblokiran grup pengkritik Raja Thailand.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler berikut ini.

1. Ada Bug di Safari, Hacker Bisa Curi Data Pengguna di iOS dan macOS

Aplikasi iOS. Dok: appradar.com

Baru-baru ini, sebuah bug di browser Safari milik Apple memiliki kerentanan yang dapat dipakai hacker untuk mencuri data dari pengguna yang pakai Mac dan iOS.

Temuan bug di Safari ini diungkap oleh para peneliti di firma keamanan siber yang berbasis di Polandia, yakni REDTEAM.PL.

Dikutip dari TechRadar, Rabu (26/8/2020), Pawel Wylecial, selaku co-founder firma keamanan itu pertama kali menemukan bug di Safari dan melaporkannya ke Apple pada April 2020.

Baca selengkapnya di sini

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Asus Resmi Ungkap Duo Zenfone 7, Ini Harga dan Spesifikasinya

Asus Zenfone 7. (Doc: Gizchina)

Asus akhirnya secara resmi mengumumkan smartphone terbaru mereka, yakni Zenfone 7 dan Zenfone 7 Pro.

Berdasarkan spesifikasi dan kemampuan hardware di kedua ponsel baru ini, Asus ingin bersaing dengan vendor lain di pasar smartphone flagship.

Bagaimana tidak, Zenfone 7 sudah menggunakan prosesor baru dan terbaik di pasaran saat ini, yakni Snapdragon 865.

Baca selengkapnya di sini

 

3 dari 3 halaman

3. Pernyataan Facebook Pascapemblokiran Grup Pengkritik Raja Thailand

Facebook (LOIC VENANCE / AFP)

Facebook pada Selasa (25/8/2020) mengatakan, pihaknya berencana untuk menantang pemerintah Thailand secara hukum setelah "dipaksa" memblokir akses sebuah grup di negara tersebut. Grup dengan satu juta anggota itu berisi pemahasan tentang raja Thailand.

"Permintaan seperti ini berat, melanggar hukum hak asasi manusia internasional, dan memiliki efek mengerikan pada kemampuan orang-orang mengekspresikan diri," ungkap juru bicara Facebook dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.

Baca selengkapnya di sini

(Ysl/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini