Liputan6.com, Jakarta - Artikel tentang paket kuota murah untuk mendukung pembelajaran jarak jauh, mencuri perhatian pembaca kanal Tekno Liputan6.com, Minggu (23/8/2020).
Selain itu, artikel lain yang ikutan populer kemarin, termasuk pendapat Bill Gates tentang bos teknologi harus siap dengan pertanyaan keras dari wakil rakyat, dan TikTok mengambil langkah hukum terkait pelarangan di AS.
Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler berikut ini.
Advertisement
Baca Juga
1. Telkomsel Kasih Kuota Belajar 10GB Bertarif Rp 10 untuk Dukung Sekolah Daring
Telkomsel kembali menghadirkan kuota murah untuk mendukung pembelajaran jarak jauh. Program ini dirilis dengan nama Paket Kuota Belajar. Paket ini menghadirkan kuota 10GB dengan tarif Rp 10.
Paket ini merupakan gabungan dari kuota data Ilmupedia dan Conference yang dapat dipakai untuk mengakses sejumlah aplikasi atau situs belajar online, serta layanan video conference yang membantu proses belajar dan mengajar.
Â
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
2. Bill Gates: Perusahaan Teknologi Layak Dapat Pertanyaan Keras dari Wakil Rakyat
Pendiri Microsoft Bill Gates menyebut, bos perusahaan-perusahaan teknologi layak mendapat pertanyaan yang keras dari anggota DPR terkait layanan digital yang dipakai oleh banyak orang.
Demikian diungkapkan oleh Bill Gates di podcast Armchair Expert, seperti dikutip dari The Verge, Minggu (23/8/2020).
Advertisement
"Jika kamu sesukses saya atau orang-orang ini (bos-bos perusahaan teknologi), kamu layak mendapatkan pertanyaan bernada keras, tidak adil, dan kasar," kata Bill Gates kepada pemandu podcast Dax Shepard.
Â
Advertisement
3. TikTok Ajukan Langkah Hukum ke Donald Trump Terkait Pelarangan di AS
Platform video kreatif TikTok mengambil langkah hukum untuk menentang larangan yang diberlakukan di AS oleh Presiden Donald Trump.
Sebelumnya, perintah eksekutif Trump melarang transaksi dengan pemilik TikTok, ByteDance, mulai pertengahan September ini.
Advertisement
Penyebabnya, pejabat AS khawatir perusahaan Tiongkok itu mentransfer data pengguna Amerika ke Tiongkok. Padahal TikTok sudah menyangkal hal ini berkali-kali.
(Ysl/Isk)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.