Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, beredar pesan di WhatsApp yang menyebut hacker tak hanya mengambil alih akun seseorang, tetapi juga mengambil alih sebuah grup chat di aplikasi.
Artikel tentang hal ini ternyata menjadi sorotan para pembaca kanal Tekno Liputan6.com, Minggu (76/2020).
Selain itu, pembaca juga tertarik membaca artikel kanal Tekno Liputan6.com, termasuk fitur dark mode akan hadir di Facebook dan Singapura sedang mempersiapkan perangkat wearable untuk melacak penyebaran Covid-19.
Advertisement
Lebih lengkapnya simak berita berikut ini.
Baca Juga
1. Beredar soal Hacker Bisa Ambil Alih Grup Chat WhatsApp, Ini Faktanya
Beberapa waktu belakangan, sempat tersebar pesan di WhatsApp yang menyebut peretas tidak hanya dapat meretas akun seseorang, tapi juga mengambil alih sebuah grup chat di aplikasi tersebut.
Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, Minggu (7/6/2020), pesan tersebut sebenarnya dapat dibagi menjadi dua poin penting, yakni akun yang dapat mengambil alih admin di grup WhatsApp dan pengaturan admin di grup chat.
Â
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
2. Facebook Bakal Kedatangan Fitur Dark Mode
Facebook akhirnya dilaporkan bakal kedatangan fitur dark mode di aplikasinya. Informasi ini diketahui dari laporan 9to5Google beberapa waktu lalu yang sudah mencoba fitur anyar itu.
Dikutip dari GSM Arena, Minggu (7/6/2020), fitur dark mode ini dapat disetel secara manual atau mengikuti pengaturan sistem perangkat. Adapun tampilan dark mode di Facebook ini tampil dengan latar belakang hitam yang dipadu ikon abu-abu.
Advertisement
Namun perusahaan tetap menyertakan akses warna biru yang menjadi ciri khas aplikasi tersebut. Hanya untuk sekarang belum dapat dipastikan kapan fitur ini akan hadir bagi publik.
Â
Advertisement
3. Singapura Siapkan Wearable Device untuk Lacak Penyebaran Covid-19
Singapura dilaporkan tengah menyiapkan wearable device yang dapat digunakan untuk melacak penyebaran Covid-19 di negara tersebut. Menurut otoritas setempat, fungsi perangkat ini akan mirip dengan aplikasi TraceTogether yang lebih dulu diperkenalkan.
"Kami sedang mengembangkan dan akan segera merilis wearable device portabel yang memiliki tujuan serupa Trace Together, tapi tidak bergantung pada smartphone," tutur Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, seperti dikutip dari Forbes, Minggu (7/6/2020).
Advertisement
Menurut Vivian, apabila perangkat ini mampu bekerja dengan baik, pemerintah akan mendistribusikannya ke masyarakat Singapura. Di sisi lain, ada harapan perangkat ini dapat menjadi alat pelacak yang lebih efektif ketimbang TraceTogether.
(Ysl/Isk)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.