Sukses

Huawei Bantu Korea Utara Bangun Jaringan Seluler?

Huawei dilaporkan membantu Korea Utara membangun dan memelihara jaringan seluler komersial.

Liputan6.com, Jakarta - Huawei dilaporkan membantu Korea Utara membangun dan memelihara jaringan seluler komersial.

Mengutip Washington Post, Selasa (23/7/2019), Huawei bermitra dengan perusahaan milik negara, Panda International Information Technology.

Kemitraan tersebut, menurut sumber dan dokumen internal Huawei yang diterima Washington Post, telah berlangsung selama setidaknya delapan tahun dan menangani sejumlah proyek di Korea Utara.

Laporan ini memunculkan pertanyaan apakah Huawei melanggar aturan kontrol ekspor Amerika lantaran Huawei membantu Korea Utara dengan perangkat-perangkat yang komponennya menggunakan teknologi Amerika.

Mei 2019 Huawei masuk ke dalam daftar hitam di Amerika dengan alasan keamanan nasional. Hal ini berimbas pada larangan bagi sejumlah perusahaan Amerika untuk menjual komponen ke Huawei tanpa izin khusus.

Namun pada Juni 2019 Donald Trump berujar, perusahaan-perusahaan Amerika dapat melanjutkan kembali penjualan komponen ke Huawei.

Terkait laporan kemitraan dengan Korea Utara ini, Huawei tidak berkomentar banyak, tetapi hanya mengatakan "tidak ada aktivitas bisnis" di Korea Utara.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lampu Hijau bagi Huawei di AS

Seorang pejabat pemerintah AS mengatakan, perusahaan-perusahaan di negara tersebut kemungkinan akan kembali bisa berbisnis dengan Huawei. AS disebut akan menyetujui lisensi untuk perusahaan-perusahaan itu dalam dua hingga empat pekan lagi.

Pemberian lisensi itu merupakan upaya baru Presiden AS, Donald Trump, untuk mengurangi pembatasan terhadap Huawei. Sebelumnya, Sekretaris Perdagangan AS, Wilbur Ross, mengatakan lisensi tersebut akan dikeluarkan ketika tidak ada ancaman terhadap keamanan nasional telah dipastikan.

Menanggapi pernyataan Ross, dua produsen chip yang merupakan mitra penyuplai Huawei mengatakan, mereka akan mengajukan lebih banyak lisensi yang dibutuhkan. Namun, kedua perusahaan enggan disebutkan namanya.

Mantan pejabat Departemen Perdagangan AS, Kevin Wolf, meyakini akan banyak perusahaan yang ingin mendapatkan lisensi tersebut.

"Karena tidak ada kerugian, perusahaan-perusahaan akan mengajukan permohonannya, seperti yang dipersyaratkan oleh peraturan," ungkap Wolf.

 

3 dari 3 halaman

Tanggapan Juru Bicara Huawei

Juru bicara Huawei mengatakan, pembatasan entity list harus benar-benar dihapus ketimbang memberikan lisensi sementara yang diterapkan kepada para vendor AS. Huawei sendiri berulang kali menegaskan tidak ada ancaman bagi keamanan siber negara mana pun.

Huawei pada Mei lalu, ditambahkan ke dalam daftar hitam perdagangan AS. Kebijakan ini membuat perusahaan-perusahaan AS tidak bisa menyuplai barang dan jasa baru buatan negara itu, kecuali mereka mendapatkan lisensi yang kemungkinan akan ditolak.

Trump setelah bertemu dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, pada bulan lalu, mengumumkan perusahaan-perusahaan AS akan bisa kembali menjual produk mereka ke Huawei.

(Why/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.