Sukses

Mengintip Wajah Matahari Lebih Dekat dari Mata Pesawat NASA

Foto diambil dengan menggunakan kamera WISPR (Wide-field Imager for Solar Probe) selama fase pertama misi berlangsung.

Liputan6.com, Jakarta - Parker Solar Probe, pesawat besutan NASA yang diterbangkan untuk mengeksplorasi Matahari, baru saja merilis foto wajah Matahari dari dekat.

Dilansir Geek, Jumat (14/12/2018), dari 31 Oktober hingga 11 November, pesawat luar angkasa robotik ini menjelajahi atmosfer luar Matahari (corona), dengan mengumpulkan data dan mengabadikan sejumlah foto dari wilayah tersebut.

Foto diambil dengan menggunakan kamera WISPR (Wide-field Imager for Solar Probe) selama fase pertama misi berlangsung. Foto tersebut menampilkan dua cahaya terang berpadukan warna orange menyala.

Parker Solar Probe sendiri sukses mencetak rekor mendekati jarak terdekatnya dengan Matahari dalam jarak 26,55 juta mil pada Oktober 2018.

Rekor ini mengalahkan wahana luar angkasa buatan Jerman dan Amerika Serikat (AS), Helios 2, pada April 1976.

“Parker Solar Probe menyediakan informasi penting untuk memahami fenomena solar yang telah memicu banyak pertanyaan selama beberapa dekade terakhir,” kata Nour Raouafi, Pimpinan Ilmuwan di Universitas Johns Hopkins.

“Untuk sekarang, Parker Solar Probe melakukan sampling dari corona dan angin Matahari. Untuk sementara itu yang masih bisa lakukan dulu,” lanjutnya,

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pesawat Matahari NASA Diklaim Jadi Objek Buatan Manusia Tercepat

Parker Solar Probe juga baru saja mencetak rekor menjadi objek buatan manusia tercepat di dunia.

Menurut informasi yang dilansir Business Insider pada Selasa (6/11/2018), pada Senin (5/11/2018) pukul 10.28 waktu setempat, pesawat tersebut melaju ke arah Matahari dalam kecepatan 213.200 mil per jam.

Jika dibandingkan dengan pesawat eksplorasi NASA untuk Jupiter, Juno, ia cuma mampu melesat dalam kecepatan 130.000 mil per jam setiap dua bulan sekali.

Kecepatan tersebut tentu terbilang sangat impresif, mengingat Parker Solar Probe harus bertahan dengan kondisi dan suhu sistem Tata Surya yang ekstrem.

Apalagi, saat ia terbang ke arah Matahari, ia harus bertahan dengan suhu 3,6 juta derajat Fahrenheit.

Sekadar informasi, misi ini disebut-sebut sebagai misi yang tidak ada duanya.

Bagaimana tidak, untuk bisa meluncur ke luar angkasa, Parker Solar Probe membutuhkan energi 55 kali lebih banyak dibandingkan untuk perjalanan ke Mars.

Secara ukuran, Parker Solar Probe tidak lebih besar dari mobil keluarga. Pesawat ini akan bertengger di atas roket Delta IV Heavy yang memiliki tinggi 72 meter, lebar 15 meter, dan bisa menampung lebih dari 600 ton bahan bakar.

Dalam perjalanannya, Parker Solar Probe disebut-sebut bakal jauh lebih cepat dibandingkan objek buatan manusia yang pernah ada selama ini.

Setelah melintasi Venus pada akhir September lalu, Parker Solar Probe akan mencapai Matahari sekitar bulan November dan memancarkan data pertamanya pada Desember.

3 dari 4 halaman

7 Tahun Dekat Matahari

Misi Parker Solar Probe adalah selama 7 tahun dan sepanjang masa tersebut, pesawat ini akan mengitari Venus sebanyak enam kali dan memanfaatkan gravitasi Venus untuk memasuki orbit Matahari.

Total, Parker Solar Probe akan memutari Matahari sebanyak 24 kali dan berada di jarak terdekat 3,8 juta mil dari permukaan, yakni fotosfer.

Pada jarak yang begitu jauh dari Matahari, pesawat ruang angkasa ini akan terbang menuju korona yang suhunya bisa saja mencapai 3 juta celsius.

Pesawat ini bisa menahan panas karena adanya atmosfer tipis. Agar bisa bertahan, pesawat ini akan berlindung di belakang perisai panas setebal 12cm.

"Tidak ada hal mudah tentang misi ini, apalagi dengan kondisi sekitar yang sangat berat," kata Project Scientist Misi Parker Solar Probe Nicky Fox di John Hopkins University.

Dia menambahkan, "semua orang mengerjakan misi ini akan lega saat Parker Solar Probe keluar dari korona."

4 dari 4 halaman

Rencanakan Misi Selama Beberapa Dekade

Science and Exploration Director di NASA Adam Szabo mengatakan, NASA telah merencanakan misi ke lapisan korona Matahari selama bertahun-tahun, namun dia mengakui belum ada teknologi yang bisa melindungi pesawat luar angkasa dari suhu panasnya.

"Dengan kemajuan terbaru, ada materi yang bisa dipakai untuk membuat perisai panas di depan pesawat ruang akasa yang tidak hanya sanggup menahan panas ekstrik dari matahari tetapi juga tetap dingin di bagian belakangnya," tuturnya.

Matahari yang menjadi salah satu sumber kehidupan Bumi masih merupakan misteri. Salah satu teka teki tentang matahari adalah korona kabarnya 500 kali lebih panas dibandingkan permukaan yang terlihat.

Untuk itulah, NASA berusaha meluncurkan misi Touch The Sun alias menyentuh Matahari dengan Parker Solar Probe dan mencari jawaban atas panas Matahari yang sesungguhnya.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.