Sukses

4 Fakta Gerhana Bulan Total Terlama Abad Ini, Apa Saja?

Selain jadi gerhana bulan total paling lama di abad ke-21 ini, ada beberapa fakta menarik yang kamu perlu tahu tentang gerhana bulan yang terjadi 28 Juli 2018 nanti, apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Pada 28 Juli 2018 dini hari nanti, akan terjadi fenomena gerhana bulan total yang bisa dilihat dari Indonesia.

Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Rhorom Priyatikanto dalam pernyataanya mengatakan, seluruh wilayah Indonesia untuk kesempatan untuk melihat gerhana bulan total.

"Puncaknya pukul 03.23 WIB. Di banyak berita disebutkan tanggal 27 Juli waktu Greenwich, Inggris," katanya kepada Tekno Liputan6.com.

Sebenarnya, gerhana bulan terjadi saat matahari, Bumi, dan bulan berada di satu garis lurus dan orbit bulan berada tepat di bayang-bayang Bumi.

Rupanya, gerhana bulan total kali ini tidaklah biasa. Ada beberapa hal yang membuatnya berbeda dibandingkan gerhana bulan lainnya. Berikut adalah empat fakta tentang gerhana bulan total yang berhasil dihimpun.

1. Terlama di Abad 21

Gerhana bulan total pada 28 Juli 2018 dini hari merupakan gerhana bulan total dengan durasi terlama pada abad ke-21.

Rhorom mengatakan, durasi gerhana bulan total selama 1 jam 43 menit. Dia mengungkap alasan kenapa gerhana bulan total kali ini lebih lama dibanding gerhana bulan lainnya.

"Memang lama, karena saat itu bulan jauh dari Bumi (letaknya di titik apogee yang membuatnya tampak sebagai micro moon), kebalikan dari Super Blue Blood Moon pada Januari lalu," katanya.

Bahkan, sebagaimana dikutip Space yang mengutip buku The Five Millennium Canon of Lunar Eclipses: (-1999 to +3000), gerhana bulan total dengan durasi selama ini bakal bisa ditemui pada 9 Juni 2123 mendatang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bisa Lihat Mars

2. Bisa Lihat Mars

Fakta menarik lainnya dari gerhana bulan total terlama ini adalah Planet Mars bakal bisa disaksikan, bersamaan dengan peristiwa tersebut.

Diungkapkan oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, saat terjadinya gerhana bulan total, lintasan bulan dekat dengan garis tengah lingkaran bayangan Bumi.

Jarak bulan saat itu menjauh dari Bumi. Karenanya, purnama nanti akan berada di kegelapan bayangan Bumi lebih lama.

Dari situ, kata Thomas, purnama akan meredup dan memendarkan warna sedikit kemerahan. "Di situlah kita bisa menyaksikan satu titik terang kemerahan di samping kiri purnama. Itu adalah Planet Mars," kata Thomas.

Thomas lebih lanjut mengatakan, Mars merupakan planet tetangga Bumi yang mengalami purnama juga. Sehingga jika dilihat dari Bumi, hanya tampak seperti titik bintang yang terang.

3 dari 4 halaman

Bulan Berada di Jarak Terjauh

3. Micro Blood Moon

Fakta selanjutnya, gerhana bulan total terlama yang berlangsung pada 28 Juli 2018 ini juga disebut sebagai Micro Blood Moon.

Dijelaskan Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin, gerhana bulan total Micro Blood Moon akan berlangsung kala jarak Bumi dan Bulan mencapai 406.000 kilometer.

Jarak ini diklaim lebih jauh ketimbang jarak normal yang biasanya mencapai 384.000 kilometer.

"Gerhana bulan total ini bakal terjadi saat Purnama terjauh. Disebutnya Micro Blood Moon," ujar Thomas.

Untuk diketahui, LAPAN mengungkap peristiwa gerhana terjadi pukul 01.24-05.19 WIB. Sementara, fase total akan berlangsung pukul 02.30-04.13 WIB. Semua diperkirakan akan terjadi dalam durasi satu jam 43 menit.

Thomas mengatakan, proses pengamatan gerhana bulan total terlama ini tidak akan dilakukan secara umum. Pasalnya, gerhana bakal berlangsung sejak dini hari sampai Subuh.

4 dari 4 halaman

Hujan Meteor

4. Hujan Meteor

Gerhana bulan total terlama juga bakal dihiasi fenomena alam lainnya, yakni hujan meteor.

Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin.

Namun demikian, hujan meteor yang nantinya berlangsung bersamaan dengan gerhana bulan total terlama tidak akan bisa disaksikan secara utuh.

"Nanti di atas Bulan yang memerah, akan ada beberapa titik pancar hujan meteor, ada beberapa area yang akan mengalami puncak (hujan meteor) saat malam itu, seperti Southern Delta Aquarids (sekitar 20 meteor per jam) dan Piscic Austrinis (sekitar lima meteor per jam," ucap Thomas.

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.