Sukses

AS Gunakan Media Sosial Untuk Picu Kerusuhan di Kuba?

Pemerintahan Amerika Serikat (AS) diam-diam mendanai proyek pembuatan layanan media sosial untuk memancing kerusuhan politik di Kuba.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintahan Amerika Serikat (AS) diam-diam mendanai proyek pembuatan sebuah layanan media sosial di Kuba, yang sengaja dirancang untuk memancing kerusuhan politik dan merongrong pemerintah negara komunis itu.

Associated Press (AP) berhasil mendapatkan dokumen dan mewawancarai orang-orang yang terlibat dalam proyek tersebut. Layanan media sosial tersebut dinamakan dengan ZunZuneo. Proyek tersebut didanai dan dijalankan oleh US Agency for International Development (USAID). 

Proyek itu dibuat untuk menghindari pembatasan Internet di Kuba, caranya dengan membuat sebuah layanan pesan teks yang dapat digunakan untuk mengatur demonstrasi politik. Layanan ini berhasil menarik perhatian puluhan ribu warga.

Tak jelas bagaimana awal mula layanan ini muncul. Menurut dokumen yang didapat AP, pada bulan Juli 2010, Joe McSpedon --salah seorang pejabat pemerintah AS-- terbang ke Barcelona untuk mematangkan rencana rahasia membangun proyek media sosial. McSpedon disebut-sebut bukan bekerja untuk CIA.

Misinya adalah membuat layanan messaging yang bisa menjangkau ratusan ribu rakyat Kuba. Namun untuk menyembunyikan keterlibatan USAID dalam layanan itu dari pemerintah Kuba, mereka memakai perusahaan lain dan menggunakan rekening bank Kepulauan Cayman.

Dalam dokumen juga diungkap bahwa pemerintah AS berencana untuk membangun basis pengguna melalui "konten-konten non-kontroversial", seperti konten berita sepak bola, musik, dan update tentang badai. Nah, saat jumlah pengguna layanan itu sudah banyak, mereka memperkenalkan konten politik untuk menginspirasi rakyat Kuba melakukan mobilisasi massa, untuk menegosiasikan kembali posisi kekuasaan antara negara dan masyarakat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Next


Legalitas proyek tidak jelas

Legalitas proyek ini juga tidak jelas. Hukum AS mewajibkan bahwa setiap tindakan rahasia yang dilakukan agen federal harus memiliki otorisasi presiden. Sementara para pejabat di USAID mengaku tidak tahu siapa yang menyetujui program ini atau apakah pihak Gedung Putih menyadari keberadaan proyek itu.

"Pengguna ponsel di Kuba tidak tahu ini adalah kegiatan yang didanai pemerintah AS. Ada rahasia-rahasia dari proyek yang tidak diungkapkan kepada subkomite yang bertanggung jawab melakukan pengawasan," jelas Sen. Patrick Leahy, chairman of the Appropriations Committee's State Department and foreign operations subcommittee.

Menurut situs Kmov, proyek ini diluncurkan tak lama setelah kontraktor Amerika Alan Gross ditangkap di Kuba karena melakukan pekerjaan rahasia untuk memperluas akses Internet.

Tim lalu menemukan cara untuk mengirim pesan kepada massa tanpa terdeteksi, tetapi ambisi mereka lebih besar dari itu. Creative Associates membuat proyek layanan berbasis pesan teks yang dinamakan "Proyecto ZZ" atau "Project ZZ". Layanan ini menyasar anak muda di Kuba, yang dianggap USAID paling terbuka untuk perubahan politik.

Tim USAID juga membangun sebuah situs pendamping untuk layanan berbasis pesan teks tersebut sehingga warga Kuba bisa berlangganan, memberikan umpan balik dan mengirim pesan teks mereka sendiri secara gratis. 

Lebih lanjut dalam dokumen itu disebutkan bahwa tujuan strategis USAID di Kuba adalah untuk "mendorong rakyat keluar dari jalan buntu melalui inisiatif taktis dan sementara, dan membantu melakukan transisi menuju perubahan demokratis".

Layanan media sosial ZunZuneo memanfaatkan nomor telepon untuk mengembargo penggunaan internet di Kuba, tidak hanya memberikan informasi kepada rakyat Kuba tetapi membiarkan mereka berinteraksi satu sama lain dengan cara yang tidak bisa dikendalikan pemerintah.

3 dari 3 halaman

Next

ZunZuneo diperkenalkan ke rakyat Kuba pada Februari 2010. Dan dalam waktu 6 bulan, layanan ini digunakan sekitar 25.000 pengguna dan mulai menari perhatian. Pada bulan Maret 2011, ZunZuneo diklaim memiliki sekitar 40.000 pengguna. Mereka pun berbagi berita dan bertukar pendapat menggunakan layanan itu.

Tapi mereka tak menyadari layanan ini dibuat oleh pemerintah AS, atau para kontraktor Amerika mengambil data-data pribadi mereka untuk tujuan politik.

Pada pertengahan 2012, ZunZuneo tiba-tiba lenyap secara misterius. Pengguna yang mengunjungi website ZunZuneo akan dialihkan ke sebuah website anak-anak dengan nama sama.

USAID mengatakan proyek ini berakhir karena keterbatasan dana. ZunZuneo menghilang seperti ruang hampa tanpa tahu apa yang terjadi. Pemerintah Kuba pun tak mau memberikan komentar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.