Sukses

Berita Terkini

Lihat Semua
Topik Terkait

    Madura United

    10 Januari 2016 menjadi hari bersejarah buat Madura United. Pada bulan itu PT Pola Bola Madura Bersatu mengakuisisi kepemilikan sekaligus lisensi klub ISL, Pelita Bandung Raya (PBR) yang sebelumnya sempat berubah menjadi Persipasi Bandung Raya (PR), tetapi belum didaftarkan ke PSSI.

    Tokoh sepak bola asal Madura, Achsanul Qosasi, yang merupakan mantan pengurus PSSI era Nurdin Halid, ada di balik akuisisi tersebut. Achsanul, yang sekarang menjabat sebagai Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, menjadi CEO PT Polana Bola Madura Bersatu. Bahkan Achsanul berstatus sebagai pemilik Madura United.

    Sejak pertama kali mengambil alih PBR, PT Polana Bola Madura Bersatu sepertinya sudah siap dengan pasukan. Hal ini ditandai dengan langsung diumumkannya pelatih kepala yang menangani tim bermarkas di Stadion Gelora Bangkalan ini.

    Adalah Gomes de Oliveira, pelatih asal Brasil yang ditunjuk untuk menangani tim baru rasa lama ini. Posisi manajer tim juga sudah diduduki HarunaSoemitro, mantan pengurus PSSI, masih di era NurdinHalid seperti halnya AchsanulQosasi. Julukan tim telah disiapkan, yaitu SapeKerrab.

    Setelah itu seleksi pemain digelar secara maraton mengingat Madura United akan menjadi tim peserta Indonesia Soccer Championship (ISC).

    Dengan bekal mayoritas pemain eks Persepam Madura United, ditambah beberapa pemain seleksi, Madura United mengikuti turnamen sebagai ajang pembentukan tim.

    Gerak cepat yang dilakukukan manajemen dan tim pelatih, skuat Madura United sudah terbentuk. Pemain asing juga didatangkan, dengan dua di antaranya adalah Toni Mossi, eks Arema Cronus, dan Fabiano Beltrame, bek tengah asal Brasil yang sudah lama berkiprah di kompetisi nasional.

    Perekrutan pemain bintang kelas nasional juga dilakukan, seperti keberhasilan Madura United merekrut penyerang sayap lincah yang terakhir kali memperkuat Sriwijaya FC (SFC), Bayu Gatra, serta Gerald Pangkali.

    Dari segi dukungan masyarakat Madura, keberadaan Madura United disambut positif. Setelah Persepam Madura United terdegradasi ke Divisi Utama pada 2014, kini publik Pulau Garam tetap punya tim yang berkiprah di level elite. Buktinya, pertandingan uji coba yang digelar di Bangkalan atau Pamekasan selalu dipadati penonton.

    Hal itu membuat manajemen dan tim pelatih optimistis Madura United bisa berbicara banyak di ISC 2016. Meski tidak secara spesifik menyebut juara menjadi target, Madura United tetap ingin memetik hasil maksimal di ISC 2016.

    Bintang

    BINTANG: FABIANO BELTRAME

    Tahun 2016 ini genap 11 tahun Fabiano Beltrame berkiprah di kompetisi sepak bola Indonesia. Klub pertama yang diperkuat bek asal Brasil itu adalah Persela Lamongan pada musim 2005. Artinya Fabiano pertama kali datang bermain di Indonesia saat berusia 23 tahun.

    Sejak itu hingga sekarang, Fabiano sudah memperkuat enam klub Indonesia. Pada 2005-2006 membela Persela, setelah itu pindah ke Persmin Minahasa pada 2007-2008, dan kembali lagi ke Persela pada 2008-2011.

    Bertahun-tahun bermain di Lamongan, Fabiano memutuskan hijrah ke ibu kota dengan membela Persija Jakarta. Di Macan Kemayoran, Fabiano bermain selama 2011-2014. Seringnya mengalami keterlambatan gaji membuatnya hengkang ke Arema Cronus. Tetapi, hanya bertahan dua tahun, 2014-2015, Fabiano pulang ke Brasil, hingga mendapat panggilan dari Madura United mulai 2016 ini.

    Gaya bermain yang lugas tetapi kalem, membuat Fabiano menjadi salah satu bek asing yang disegani di Indonesia. Tingkat emosinya juga cukup stabil karena jarang meledak-ledak saat menerima keputusan wasit. Contohnya, sejak 2009 ia baru mendapatkan dua kartu merah, itupun salah satunya karena kartu kuning kedua.

    Tingkat kedewasaan itulah yang membuat banyak pelatih klub ingin memakai tenaganya untuk menjadi sentral barisan pertahanan. Namun, untuk musim 2016 ini, terutama di ISC, Madura United lebih beruntung bisa mendapatkannya. Pelatih Madura United, Gomes De Olivera, langsung mempercayakan ban kapten kepada pemain yang sekarang berusia 33 tahun itu