Sukses

Informasi Umum

  • PengertianKonsumsi adalah kegiatan penggunaan barang dan jasa dalam rumah tangga. Selain itu, konsumsi adalah salah satu komponen dalam perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB). Bahkan, para ahli ekonomi makro sering menggunakan konsumsi sebagai tolak ukur dari perekonomian secara keseluruhan.

Berita Terkini

Lihat Semua
Topik Terkait

    Ciri Kegiatan Konsumsi

    Mungkin tidak semua orang bisa mengenali jenis kegiatan konsumsi yang dilakukan tanpa mengetahui ciri-ciri dari kegiatan ekonomi tersebut. Adapun beberapa ciri kegiatan konsumsi adalah sebagai berikut:

    1. Dilakukan secara langsung

    Ciri pertama sebuah kegiatan konsumsi adalah dilakukan secara langsung. Tujuannya agar dapat memenuhi seluruh kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Selain itu, konsumsi juga dilakukan untuk memenuhi kepuasan. Meski, perlu diingat jika pada dasarnya manusia tidak akan pernah merasa puas.

    Sebagai contoh, misalnya seseorang sudah memiliki sebuah motor tapi masih ngin memiliki sebuah mobil. Lalu, saat memiliki mobil dirinya tidak akan menggunakan motor lagi.

     

    2. Barang konsumsi didapat melalui pembelian atau pengorbanan

    Untuk mendapatkan sebuah barang konsumsi, maka seseorang harus melakukan sebuah tindakan pembelian atau pengorbanan. Sebagai contoh, seseorang harus membayar untuk mendapatkan tas, baju, celana, atau barang lainnya.

    Uang yang dikeluarkan disebut dengan biaya transaksi. Biaya transaksi tersebut akan dijadikan sebagai nilai tukar menukar.

     

    3. Nilai barang atau jasa akan berkurang

    Nilai yang dimiliki sebuah barang atau jasa akan berkurang atau habis. Contohnya, saat memiliki pulpen, maka tintanya bisa habis jika digunakan terus menerus.

     

    4. Punya nilai manfaat

    Maksud dari hal ini, contohnya makanan dan minuman. Kedua jenis barang tersebut nilainya akan cepat habis, namun memiliki manfaat bagi keberlangsungan hidup manusia. Atau bisa juga seperti kendaraan yang bermanfaat untuk mempermudah aktivitas sehari-hari.
     

     

    Konsumsi Dalam Ekonomi Neoklasik

    Para ahli ekonomi neoklasik berpendapat jika konsumsi adalah sebuah tujuan akhir dalam suatu kegiatan ekonomi. Itulah mengapa, nilai per orang menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan berhasilnya suatu kegiatan perekonomian.

    Ahli ekonomi makro juga menggunakan cara mengukur perekenomian ini karena dua alasan. Pertama adalah menilai total simpanan akhir dalam tiap rumah tangga. Acuannya, ada pada pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi barang atau jasa. Kemudian total simpanan akan dimasukkan ke dalam pasokan modal nasional. Dengan begitu, hal tersebut bisa digunakan untuk menilai kapasitas produktif jangka panjang suatu perekonomian.

    Lalu yang kedua, perilaku konsumsi menjadi tolak ukur yang tepat jika ingin mengetahui pengeluaran nasional secara keseluruhan dalam perekonomian. Pengeluaran keseluruhan tersebut bisa digunakan untuk memahami fluktuasi makroekonomi di dalam siklus sebuah bisnis.

    Data dari perilaku konsumsi tersebut, juga dapat digunakan untuk mengukur kemiskinan, memahami tingkat pensiun dalam rumah tangga, serta bisa menguji teori persaingan dalam perekonomian. Data dari rumah tangga memungkinkan ahli ekonomi makro untuk memahami perilaku belanja, di mana angka tersebut berguna untuk memeriksa hubungan antara konsumsi dengan faktor-faktor seperti pengangguran serta biaya pendidikan.

     

    Pentingnya Kegiatan Konsumsi

    Ahli ekonomi modern menganggap jika konsumsi dalam perekonomian merupakan hal yang penting. Sebab, konsuumsi bisa mencerminkan karakter sistem ekonomi yang sedang berjalan di dalam sebuah negara. Ada beberapa tujuan konsumsi dalam ekonomi, yaitu:

    1. Awal dari semua kegiatan ekonomi

    Konsumsi adalah awal dari semua aktivitas ekonomi manusia. Apabila seseorang menginginkan sesuatu, maka dirinya akan melakukan sebuah kegiatan yang tujuannya untuk memuaskan keinginan tersebut. Hasil dari kegiatan tersebut yang kemudian disebut dengan konsumsi, atau bisa dikatakan sebagai pemenuhan keinginan manusia. 

    2. Akhir dari kegiatan ekonomi

    Sebagai contoh, apabila seseorang menginginkan sandwich, maka mereka akan berusaha untuk membuat sandwich tersebut. Setelah dibuat, kemudian sandwich tersebut dikonsumsi, lalu berakibat pada berakhirnya sebuah aktivitas ekonomi.

    3. Konsumsi mendorong produksi

    Menurut ekonom Adam Smith, "Konsumsi adalah satu-satunya tujuan dari semua produksi." Dari pernyataan tersebut bisa disimpulkan, bahwa produksi barang dan jasa pada akhirnya tergantung dengan tingkat konsumsi.

    4. Teori ekonomi

    Adanya kajian mengenai teori konsumsi sangat membantu para ekonom untuk merumuskan berbagai teori seperti Law of Demand, konsep Consumer Surplus, dan Law of Diminishing Marginal Utility. Teori-teori tersebut bisa membantu analis dalam memahami bagaimana perilaku individu dapat memengaruhi input dan output dalam perekonomian. 

    5. Teori pemerintahan

    Kegiatan konsumsi juga sangat membantu pemerintah untuk merumuskan sebuah teori. Teori tersebut seperti, tarif upah minimum dan tarif pajak ditentukan yang dalam perumusannya didasarkan dari kebiasaan individu.

    Hal ini juga membantu pemerintah untuk membuat sebuah keputusan tentang produksi komoditas esensial dan non-esensial di suatu negara. Kemudian, hal tersebut juga memberi pemerintah wawasan mengenai rasio tabungan terhadap pengeluaran di dalam perekonomian. 

    6. Teori pendapatan dan ketenagakerjaan

    Konsumsi memiliki peran penting di dalam teori pendapatan dan ketenagakerjaan. Hal tersebut dijelaskan dalam ekonomi Keynesian yang dikemukakan John Maynard Keynes. Teori Keynesian menyatakan, apabila mengonsumsi barang dan jasa tidak meningkatkan permintaan barang dan jasa tersebut, maka bisa menyebabkan penurunan produksi.

    Adanya penurunan produksi artinya pekerja diberhentikan dan akan menyebabkan adanya pengangguran. Itulah mengapa, konsumsi dapat membantu menentukan pendapatan dan pengeluaran dalam suatu perekonomian.

     

    Faktor yang Memengaruhi Konsumsi

    Menurut buku Pengantar Ekonomi Makro karya Suparmoko, ada beberapa variabel yang daapat memengaruhi konsumsi selain dari pendapatan, antara lain:

    1. Selera

    Konsumsi tiap induvidu akan berbeda, meski umur dan pendapatannya sama. Ini karena terdapat perbedaan selera pada tiap indisvidu.

    2. Faktor sosial dan ekonomi

    Faktor ini seperti umur, pendidikan, dan keadaan keluarga, yang ternyata berpengaruh terhadap konsumsi. Biasanya pendapatan akan tinggi pada kelompok umur muda dan mencapai puncaknya pada umur pertengahan, kemudian menurun pada umur tua. 

    3. Kekayaan

    Hal ini baik secara eksplisit maupun implisit kerap kali dimasukkan dalam fungsi agregat sebagai faktor yang menentukan konsumsi. Hasil bersih suatu kekayaan menjadi faktor penting untuk menentukan konsumsi. 

    4. Tingkat pendidikan

    Pendidikan juga memengaruhi pola pikir seseorang untuk melakukan kegiatan konsumsi. Semakin tinggi pendidikan seseorang, biasanya semakin tinggi konsumsinya.

    5. Harga barang dan jasa

    Hal ini juga memengaruhi tingkat konsumsi. Semakin tinggi harga barang dan jasa, tingkat konsumsi semakin rendah. Begitu juga dengan sebaliknya. 

    6. Tingkat bunga

    Menurut ahli ekonomi klasik, konsumsi merupakan salah satu fungsi dari tingkat bunga. Mereka yakin jika tingkat bunga dapat mendorong tabungan dan akan mengurangi konsumsi.

     

    Aspek Positif dari Kegiatan Konsumsi

    1. Menjaga keberlangsungan siklus ekonomi bagi konsumen maupun produsen.

    2. Berdampak pada kemajuan kegiatan perekonomian.

    3. Arus perputaran barang dan jasa lebih cepat, di mana hal tersebut sebagai konsekuensi atas tindakan konsumsi yang berkelanjutan.

    4. Bagi produsen, akan terdorong untuk meningkatkan jumlah produksinya. Sedangkan bagi konsumen bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

    5. Kegiatan konsumsi juga akan mendatangkan permintaan yang bisa mendorong pertumbuhan kegiatan perekonomian.

     

    Aspek Negatif dari Kegiatan Konsumsi

    1. Bisa jadi penyebab sikap boros.

    2. Adanya sikap boros bisa menimbulkan utang-piutang.

    3. Menurunkan motivasi untuk menabung, sehingga berakibat pada sumber dana investasi di bank jadi menurun.