Menurut buwas, Ekspor beras Bulog untuk memenuhi permintaan masyarakat Indonesia yang tinggal di Arab Saudi.
Perum Bulog memastikan stok beras aman
Perum Bulog telah mengusulkan untuk membuka keran impor gula sebesar 200 ribu ton.
Buwas menyebutkan, Bulog saat ini memiliki sisa stok beras sebanyak 1,7 juta ton.
Impor diperlukan guna memperkuat cadangan gula dalam negeri demi keperluan stabilisasi harga jelas bulan Ramadan.
Produksi beras di Indonesia masih surplus, sehingga tak akan mendatangkan beras impor pada tahun ini.
Produk ganja asal Aceh merupakan yang nomor satu di dunia.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, posisi beras di gudang Bulog mencapai 1,77 juta ton.
Beras yang diekspor berasal dari pengadaan beras lokal dalam negeri untuk memenuhi permintaan importir Arab Saudi.
Bahan sembako yang paling laris dipesan oleh konsumen melalui platform e-commerce PangananDotCom mayoritas adalah produk beras.
Tiap provinsi Bulog menyimpan cadangan beras 200 ton. Sementara tiap kabupaten disiapkan cadangan beras 100 ton.
Saat ini cadangan beras nasional mencapai 2,1 juta ton.
Sepanjang Januari 2020 cukup banyak bencana alam yang telah terjadi di seluruh Indonesia. Salah satunya banjir.
Sejauh ini beras dan gudang milik Bulog yang ada di wilayah Kelapa Gading masih aman.
Berdasarkan hasil verifikasi dan hasil uji laboratorium, sebanyak 29.367 ton beras Bulog dinyatakan telah mengalami turun mutu.
Sepanjang 2019, Perum Bulog telah menjalankan berbagai penugasan dan telah menorehkan kinerja yang positif pada setiap aspek.
Bulog telah berinovasi dengan menyiapkan beras fortifikasi yang salah satunya dapat disalurkan kepada masyarakat berpendapatan rendah.
Pada 2015 dan 2016, pemerintah sudah menyuntik modal kepada Bulog dalam melaksanakan bisnis namun nyatanya tidak digunakan dengan baik.
Perum Bulog dikabarkan akan melelang beras yang mengalami turun mutu.